Teknologi Dari Negeri Rawa
Edisi: 09/13 / Tanggal : 1983-04-30 / Halaman : 35 / Rubrik : SEL / Penulis :
DI kamar kerjanya yang berwarna krem dan lapang, di kantor yang terletak di pinggir Kota Den Haag, Ny. N. SmitKroes, 42 tahun, tidak kehilangan kehangatan di tengah musim dingin yang menggigilkan tulang. "Ada ikatan batin antara saya dan negeri Anda," kata Menteri Pengangkutan dan Pekerjaan Umum Kerajaan Belanda itu kepada Amarzan dari TEMPO, dua pekan lalu. "Suami saya lahir di Indonesia."
Awal Mei ini sang menteri akan berkunjung ke Jakarta untuk membuka seminar tentang "teknologi tinggi di bidang pengangkutan dan komunikasi." Belanda tampak sangat bersemangat sekali menyongsong seminar ini. Mengapa?
Jawabannya sudah disediakan Menteri N. Smitkroes. "Anda tahu, kami ini negeri kecil," katanya. "Berkat beberapa faktor, kami telah berhasil mengembangkan teknologi tinggi di lapangan transpor dan komunikasi. Kami ingin memasarkan dan mengalihkan teknologi itu. Dan bangsa Anda sangat cerdas, sangat bermotivasi, sangat bersemangat. Bagaimana kami tidak tertarik?"
Saya tiba di Belanda pada awal musim semi saat matahari masih suka bersembunyi sepanjang hari. "Tahun ini kami mendapat Paskah Putih," kata Cecilia-Langenberg, karyawati Dinas Perdagangan Luar Negeri Kementerian Ekonomi Belanda, yang mengiring saya ke mana-mana.
Dalam cuaca seperti itulah saya mengunjungi galangan kapal IHC/Smit di Kinderdijk - sebuah dusun kecil beberapa kilometer dari Den Haag. "Lima dari sepuluh kapal keruk yang berkeliaran di dunia dibuat di galangan ini," kata H.J. Jansen. Kata-katanya bergaya iklan. Maklum, Jansen adalah petugas humas perusahaan ini.
Sejarah galangan kapal di Kinderdijk bermula pada abad ke-18 - sekitar 1784. Tapi mulai membuat kapal keruk baru seabad kemudian. Ketika itu sudah ada enam galangan kapal yang membuat kapal keruk di Belanda. "Persaingan berjalan cukup keras," kata W. Tuinmaan, insinyur dan managing director IHC/Smit. Baru pada 1927, IHC/Smit mengukuhkan diri sebagai galangan kapal keruk terbesar di negeri itu.
Kini, dengan sekitar 1.500 pekerja, IHC/Smit menyelesaikan pembuatan sebuah kapal keruk antara 12 dan 15 bulan. Setiap tahun galangan ini meluncurkan 8 sampai 12 kapal. Dari pelbagai tipe, dan untuk berbagai negeri.
"Kami tidak punya urusan dengan politik," kata Jansen. Mereka membuat kapal keruk untuk Amerika Serikat, Uni Soviet, Indonesia, Taiwan, RRC, dan lainnya. "Bagaimana kalian bisa sekaligus berdagang dengan Taiwan dan RRC?" tanya saya. "Jalannya berliku-liku, bagai meniti tali," sahut Tuinmaan tanpa mau membuka rahasia negosiasi yang dilakukan IHC/Smit.
Setiap negeri pemesan diberi kesempatan mengirimkan orang-orangnya untuk dilatih di galangan ini. Di salah satu dermaga ICH/Smit tertambat kapal keruk Banda pesanan pemerintah Rl. Empat orang pemuda Indonesia sedang dilatih di kapal yang hampir siap untuk diluncurkan itu. Setelah dilepas dari Kinderdijk, Banda akan mangkal di pelabuhan Semarang.
Banda adalah kapal keruk dari jenis split rype Trailing Hopper Dredger. Dengan panjang 66 meter, lebar 14 meter, dan kedalaman 4,9 meter, kapal ini mempunyai kapasitas angkut 1.000 m3 lumpur galian. Ia membuang hasil kerukannya di laut dalam dengan cara "membelah" diri.
IHC/Smit tidak hanya menjual barang jadi. Juga mengalihkan teknologi yang berhasil dikembangkannya. Itu sebabnya Jansen membanggakan kerja samanya dengan PT Dok dan Perkapalan Tanjungpriok, Jakarta. Di galangan terakhir ini juga dibangun kapal keruk sejenis Banda - dua buah. Semua teknisinya orang Indonesia. "Mutunya sama dengan yang dibuat di sini," kata Tuinmaan.
* * *
Di kota kecil Wageningen, sekitar 100 km di sebelah timur Den Haag, tiba-tiba saya dilontarkan ke dalam panorama Pelabuhan Cilacap, Jawa Tengah .
Di kota ini bermarkas Maritime Research Institute (Marin), Lembaga Penyelidikan Laut Belanda. Yayasan ini independen, dan bekerja atas dasar tidak mencari keuntungan.
Marin bertujuan melakukan penyelidikan ilmiah di bidang hidrodinamika, ekonomi, mengemudikan kapal, serta pengembangan pengelolaan dan organisasi. Lembaga ini satu di antara tiga pengambil inisiatif seminar yang akan berlangsung di Erasmus Huis, 2 sampai 6 Mei depan.
Marin adalah gabungan antara Kolam Pola Kapal Belanda (NSMB) di Wageningen dan Lembaga Maritim Belanda (NMI) di Rotterdam. NSMB berdiri 1929. Bekerja menciptakan bentuk tubuh kapal yang paling menguntungkan, serta alat penggerak yang paling tepat. Sedang NMI, yang didirikan awal 1970-an,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…