Setelah Dinding Demokrasi Dibongkar
Edisi: 12/13 / Tanggal : 1983-05-21 / Halaman : 44 / Rubrik : SEL / Penulis :
SUATU hari di akhir musim gugur, tahun 1979, di sebuah kamar sempit dan sumpek di perkampungan kumal kota Beijing, sekelompok anak muda tampak asyik berdiskusi. Lantai kamar yang kotor, dan dinding yang penuh bercak bocoran air hujan, tak mengganggu keasyikan mereka.
Anak-anak muda itu adalah para redaktur dan penulis dari sejumlah majalah tak resmi dan terlarang. Saat itu mereka tengah mendiskusikan perkembangan Dinding Demokrasi -- tembok tempat orang-orang Cina menuliskan segala uneg-uneg. Kelompok anak muda tersebut, menurut ukuran Cina, termasuk kategori pembangkang.
Awal November tahun 1979 itu seorang wartawan Amerika hadir di antara pemberontak tersebut. Namanya: Richard Bernstein -- yang menulis pengalamannya di Cina menjadi buku dengan judul From The Center of The Earth. Ia mengaku bertahun-tahun kepingin tahu mengenai pembangkang-pembangkang Cina. Antara lain dengan kelompok Li Yizhe -- nama samaran para penulis plakat-plakat dinding di Canton, 1973.
Kelompok ini pernah diwawancarai wartawan Barat di hari-hari rusuh Revolusi Kebudayaan. Kini mereka tampak lebih hati-hati -- mungkin juga takut. Soalnya, seorang pemimpinnya yang piawai, Wei Jing-sheng, begitu menggebu-gebu membocorkan rahasia kepada pers asing, terpaksa mendekam di penjara. Hakim menjatuhinya hukuman 15 tahun. "Karena itu, kontak gelap dengan orang asing makin sangat berbahaya," tulis Bernstein.
Pertemuan Bernstein dengan Liu Qing, salah seorang redaktur majalah gelap terkemuka, disebutnya sangat mengesankan. Liu adalah orang yang menyebarkan majalah bulanan Forum Lima April, nama ini diambil dari tanggal pecahnya demonstrasi antiMao pada 1976, di Dinding Demokrasi. Tiga hari setelah mengobrol, Liu diciduk oleh penguasa.
Pencidukan itu sudah diramalkan Liu sebelumnya. Dan ia tampak sudah siap. "Kami tahu bahwa untuk meraih demokrasi diperlukan pengorbanan -- kalau perlu jiwa. Dan kami siap berkorban bagi suatu perubahan di Cina," kata Liu sebagaimana dikutip Bernstein untuk majalah Time. Belakangan diketahui Liu melakukan kerja paksa di Provinsi Shaanxi.
Kini Dinding Demokrasi, yang terentang sepanjang beberapa ratus meter di depan terminal bis di boulevard Changan, Beijing, sudah tidak ada lagi. Maret 1980, sekelompok pekerja datang dengan alat pengerik, sikat, dan semprotan air, lalu meluruhkan semua tempelan plakat di sana sampai bersih. Yang tinggal di RRC adalah selebaran gelap yang dikirim per pos oleh dan untuk orang-orang tertentu.
Bagaimanapun, dalam masa sekitar setahun, dinding itu sudah cukup berjasa. Poster-poster dalam aneka ukuran telah menawarkan sejumlah gagasan tentang "sosialisme yang murni dan benar" di sana. Selain itu terlihat pula keluhan terhadap rezim komunis, imbauan tentang kebebasan berbicara dan berkumpul, serta keinginan akan sistem politik yang terbuka.
Tak cuma itu yang muncul di Dinding Demokrasi. Ada pula surat terbuka kepada Komite Sentral PKC tentang perlakuan terhadap rakyat di masa lalu, minta pindah kerja, atau tempat tinggal -- pendek kata segala tetek bengek pribadi yang sebelumnya tak berani dikemukakan karena takut dianggap cengeng. "Dinding itu mencerminkan perubahan besar dan mencengangkan dari kepribadian Cina dalam mengungkapkan pikiran lain dari apa yang berkembang di tengah-tengah sosialisme Cina yang tenang dan seragam," komentar Bernstein.
"Benar," kata seorang pembangkang, "Dinding Demokrasi telah berhasil mengangkat sejumlah gagasan cemerlang ke permukaan meski hanya sedikit." Apa pasal maka sedikit? Menurut sang pembangkang apa yang tampil di Dinding Demokrasi itu lebih dari separuh buatan jaringan Partai Komunis Cina (PKC).
Pada awal gerakan poster-poster kritik memang digalakkan oleh orang kuat RRC. Deng Xiaoping sasarannya adalah musuh-musuh Deng di Politbiro. "Jika massa marah biarkan mereka menyatakannya," kata Deng waktu itu.
Setelah Deng berhasil menyingkirkan saingannya satu per satu, Maret tahun 1980, keluar keputusan resmi Politbiro PKC tentang larangan menempelkan poster di Dinding Demokrasi. Dan untuk menggairahkan kembali semangat kaum muda terhadap revolusi, PKC mencanangkan program Empat Modernisasi.
Bernstein kemudian menjalin kontak dengan seorang anak muda bernama Fang di Beijing. Fang, 33 tahun, baru…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…