Orang-orang Yang Bertahan
Edisi: 13/13 / Tanggal : 1983-05-28 / Halaman : 19 / Rubrik : AG / Penulis :
SATU jam sebelum khotbah, sudah dimulai pembacaan selawat Nabi bersama-sama, dengan lagu monoton. Jemaat yang datang ikut bergabung. Lima menit sebelum azan, seorang tua berjalan di barisan depan, mengambil kitab Quran dari ceruk di tembok, lalu duduk di depan mimbar. Ia membacakan satu rangkaian ayat, tanpa terjemah, dengan irama yang khusyuk dan rata.
Lalu beduk Jumat ditabuh terakhir kali. Diiringi azan, yang hanya sayup-sayup terdengar: diserukan betul-betul dari pucuk menara, dan tanpa mikrofon. Di dalam masjid, khatib menyeruak di antara barisan-barisan jemaat yang bersila -- berjubah biru, dengan kepala berkerudung sorban putih. Salat sunat sudah dilakukan bersama-sama barusan ini dan kini khatib naik ke mimbar kayu, menggapai tongkat setinggi tombak, mengepitnya, lalu membuka kitab, dan mulai melantunkan khotbah yang untuk bulan itu bertema kiamat dan pertobatan dengan suara berlagu, 100% dalam bahasa Arab, tanpa mikrofon, dan hanya berlangsung 10 menit. Ibadat ditutup dengan salat bersama.
Upacara Jumat di Masjid Gedung…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…