Gelap, Tapi ′kan Tidak Gonjang-ganjing

Edisi: 15/13 / Tanggal : 1983-06-11 / Halaman : 23 / Rubrik : ILT / Penulis :


GERHANA matahari total mungkin tak sampai membuat mata buta. Paling-paling bisa memekakkan telinga penduduk yang berada di wilayah Jawa Timur. Jawa Tengah dan sebagian Jawa Barat. Sebab, pada saat yang hampir bersamaan, petugas-petugas membunyikan kentongan bertalu-talu. Sirene melengking dari berbagai sumber -- mulai dari mobil patroli sampai dari atas menara masjid.

Bathara Kala boleh terus mencaplok matahari. Karena suara bising dan hingar bingar itu tidak diperuntukkan kepadanya. Justru untuk masyarakat: agar masuk ke rumah masing-masing. "Jangan sekali-sekali menatap gerhana. Kebutaan oleh gerhana matahari tak bisa disembuhkan," begitu kata dr. Bambang Guntur, ahli penyakit mata, selaku anggota Tim Evaluasi Panitia Gerhana Matahari Total, dalam setiap kunjungan ke daerah-daerah.

Mencegah terjadinya kebutaan ini diterjemahkan dengan berbagai larangan. Semakin mendekati waktu gerhana, semakin keras bentuk larangan. Kalau beberapa bulan sebelumnya ada petunjuk, masyarakat boleh melihat gerhana, asal tidak melihat matahari langsung, kini semua itu dipergawat. Kaca mata gerhana, yang terbuat dari film yang sudah "dicuci", dilarang diperjual-belikan. Kaca mata produksi PD Besar Bandung, yang sudah beredar 3.000 buah, disita di beberapa tempat di Ja-Tim dan Ja-Teng. "Sebanyak 18.000 produksi yang belum sempat dietarkan, kami musnahkan," kata Sugiat, juru bicara PD Besar. Larangan datang dari Kanwil Depkes.

Satu-satunya cara yang masih diperbolehkan melihat gerhana matahari total (GMT), hanyalah lewat siaran langsung TVRI dan RRI. Pejabat Gubernur Ja-Teng, Ismail, meminta penduduk segera masuk ke rumah, begitu terdengar sirene. Jendela, genteng dan segala lubang yang memungkinkan sinar matahari bisa masuk, harus ditutup. Orang dilarang bepergian. Kaca mobil harus ditutup.

Di Boyolali, para petani dianjurkan agar sehari sebelum GMT mencari rumput untuk ternaknya, agar persis di hari Sabtu ini mengurung diri di rumah. Bupati Sukohardjo bahkan memberi kesempatan kepada seluruh pegawai pemerintah daerah untuk pulang ke rumah dua jam sebelum GMT. Walau bukan hari libur, mendekap anak-anak di rumah lebih penting. "Katakan kepada seluruh masyarakat lainnya, mendekap anak di saat gerhana adalah perintah Bupati. Biarlah matahari saja yang buta, jangan kita," ucap Bupati Gatot Amrih.

Penyuluhan GMT di Ja-Teng semakin menggebu-gebu. Dua juta pamflet, yang melarang ini dan itu, disebarkan lewat pesawat gelatik oleh pramuka yang bekerja sama dengan Federasi Aeromodeling Seluruh Indonesia (FASI). Bioskop, tak ada kecualinya, semua harus memasang "slide antibuta" begitu penonton menyebut. Bahkan panggung wayang orang Sriwedari dan Sri Mulat di Sala, sejak 1 Juni lalu dititipi penyuluhan GMT setiap malam.

Juru penerang, ketua RK, RT, LKMD, jangan ditanya partisipasinya. Untuk Kota Sala saja, yang terdiri 5 kecamatan dan 51 kelurahan, melibatkan 75 petugas penyuluhan yang tiap hari berkeliling. "Kalau…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

E
Ekornya pun Bisa Menembak
1994-05-14

Dalam soal ekonomi, rusia bisa dikelompokkan terbelakang. tapi teknologi tempurnya tetap menggetarkan barat. kini rusia…

I
Ia Tak Digerakkan Remote Control
1994-04-16

Seekor belalang aneh ditemukan seorang mahasiswa di jakarta. bentuknya mirip daun jambu. semula ada yang…

P
Pasukan Romawi pun Sampai ke Cina
1994-02-05

Di sebuan kota kecil li-jien, di cina, ditemukan bukti bahwa pasukan romawi pernah bermukim di…