Karet Dicinta, Belukar Tiba
Edisi: 19/13 / Tanggal : 1983-07-09 / Halaman : 18 / Rubrik : NAS / Penulis :
DENGAN wajah guram, lelaki itu menebar pandang ke kebun karetnya. Ratusan pohon karet muda yang tunduk mengering mati seakan menyerah kalah dengan rumput liar serta belukar yang tumbuh dengan bebas dan gairah. "Kalau tahu begini, saya tak akan mau masuk PRPTE," kata Ngela Bangun, 50 tahun.
Penduduk Desa Turangi, Kecamatan Selapian, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara itu -- terletak 85 km dari Medan -- dengan singkat menyimpulkan tentang Proyek Rehabilitasi Pengembangan Tanaman Ekspor (PRPTE). "Proyek ini yang menyengsarakan saya," katanya. Hidup Ngela Bangun dan keluarganya selama ini memang tergantung pada hasil 2 hektar kebun karetnya itu.
Ngela Bangun tidak sendirian. Derita itu ditanggungnya bersama sekitar 50 keluarga lain di desanya. Padahal pada Desember 1980 dengan bersemangat mereka mendaftar menjadi peserta PRPTE. "Kami semua ingin taraf hidup yang lebih baik," kata Ngela Bangun.
Berbagai kemudahan yang ditawarkan proyek yang dibiayai APBN itu mulanya memang menggiurkan. Selain suatu paket kredit-uang, bibit, pupuk, dan obat-obatan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?