Menunggu Warung, Sambil Belajar
Edisi: 19/13 / Tanggal : 1983-07-09 / Halaman : 59 / Rubrik : PDK / Penulis :
PAMOR SMP Terbuka mulai bersinar. Bukan saja karena target dua ratus siswa baru kini praktis tercapai. Tapi, lulusan SMPT (terbuka) yang "tanpa gedung" dan sedikit guru ini, ternyata mampu bersaing dengan lulusan SMP biasa.
Tohaini, misalnya, yang tahun lalu lulus dari SMPT Kalisat, Jember, Jawa Timur, dan melanjutkan ke SMEA Negeri, tahun ini naik ke kelas II dengan angka rapor termasuk ranking pertama di sekolahnya. Dan Jufriadi yang lulus tahun ini, bisa melanjutkan ke SMA Negeri Jember tanpa harus lewat tes, berkat prestasinya selama belajar di SMPT.
Inilah model SMP yang pada waktu berdiri, pada tahun ajaran 1979/1980, dipandang dengan sangsi. Hingga SMPT Kalianda, Lampung Selatan, hanya mendapat 50-an siswa. Bahkan SMPT Adiwerna, Tegal, menjelang tahun ajaran tahun itu dimulai, baru memperoleh 4 siswa. Waktu itu lulusan SD segan mendaftar ke SMPT, karena tak punya gedung dan jam sekolah yang teratur.
Tapi perkembangan selanjutnya ternyata menyadarkan masyarakat, keuntungan apa saja yang bisa diraihnya bila mereka…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Wajib Pajak atau Beasiswa?
1994-05-14Mulai tahun ajaran ini, semua perguruan tinggi swasta wajib menyisihkan keuntungannya untuk beasiswa. agar uang…
Serba-Plus untuk Anak Super
1994-04-16Tahun ini, sma plus akan dibuka di beberapa provinsi. semua mengacu pada model sma taruna…
Tak Mesti Prestasi Tinggi
1994-04-16Anak cerdas tk menjamin hidupnya kelak sukses. banyak yang mengkritik, mereka tak diberikan perlakuan khusus.…