Pelukis Subuh

Edisi: 28/13 / Tanggal : 1983-09-10 / Halaman : 78 / Rubrik : TK / Penulis :

JURUSAN seni rupa Institut Teknologi Bandung pekan lalu memperingati hari jadi yang ke-35. Berbagai kegiatan diselenggarakan, mulai dari pameran yang melibatkan mahasiswa dan alumni, pasar seni di sepanjang Jl. Ganesha (Bandung), sampai simposium tentang seni rupa. Untuk semua itu, yang paling sibuk tentu saja Prof. Ahmad Sadali. Sebab, guru besar seni rupa ini adalah pemrakarsa peringatan itu. Lebih penting lagi, karena Sadali adalah salah seorang pelopor jurusan itu di ITB.

Peringatan yang tidak setiap tahun dirayakan ini, menurut Sadali, amat penting. Berdirinya pendidikan seni rupa di Bandung tahun l948 dengan nama Universitaire Leergang Voor de Opleiding van Takenleraren (ULVOT), yang jadi cikal-bakalnya Seni Rupa ITB, "sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan seni dan budaya di Indonesia." Ujar Sadali pula, "Indonesia jadi diperhitungkan di dunia internasional dalam bidang seni." Sadali adalah mahasiswa angkatan kedua ULVOT, secara kebetulan. Saat itu (1949) ia berada di Bandung dalam status "wajib lapor", setelah ditangkap Belanda di Penyeredan. Tanpa tahu sebab-sebabnya, ia dan kawan-kawannya, termasuk pelukis Muchtar Apin, dipaksa Belanda belajar di ULVOT.

Ahmad Sadali, anak ketujuh dari 13 bersaudara, yang lahir di Garut, 29 Juli 1924 sejak kecil memang sudah gemar gambar-menggambar. Ayahnya, H. Mohammad Djamhari, tokoh Muhammadiyah setempat dikenal sebagai pengusaha batik dan percetakan. Ia sering mengambil kertas-kertas di percetakan ayahnya.…

Keywords: -

---

Foto Terkait