Balada Orang Usiran

Edisi: 08/24 / Tanggal : 1994-04-23 / Halaman : 61 / Rubrik : SEL / Penulis : BL


SIAPAKAH Manik yang mengasingkan diri dalam pondok 5 meter x 7 meter di tengah hutan, dihibur suara siamang dan gemurucuk air bukit serta semilir bayu di sela-sela pohonan rimbun itu? Nama lengkapnya Umar Manik, usia 36 tahun, istri satu, dan anak lima. Orang kini mengatakan, keluarga ini tak terpisahkan dari hutan.

Hidup selama sembilan tahun di hutan tak mengubah keluarga ini. Lima anaknya, dua di SMP, dua di SD, dan seorang belum bersekolah, toh setia pada kodrat kemanusiaannya. Misalnya, dinginnya cuaca membuat mereka cepat tidur. Tetapi menjelang fajar mereka sudah bangun. Dipimpin si sulung kelas 3 SMP, Manuntun, mereka tekun mengolah tubuh. Lalu berlari-lari di pebukitan.

Mandi di pancuran bambu dari air yang turun dari sela-sela kedua paha bukit, sungguh nikmat bagi mereka. Sebelum berangkat sekolah, anak-anak itu sarapan ubi rebus. Beriring-iring empat abang-adik itu dilepas Hamidah (32 tahun) ibu mereka, dan si bungsu, Detin Detombak, 4 tahun. Setelah menuruni jalan setapak sejauh satu kilometer barulah tiba di jalan raya. Dari sini Manuntun dan Lomo beradu langkah ke SMP Parapat sejauh 6 kilometer, sedangkan dua adik mereka, Rapdi dan Pompa, hanya berjalan kaki dua kilometer ke SD Sibaganding.

Mereka menempuh kehidupan ini dengan riang gembira, seperti halnya makhluk hutan yang lain, seperti monyet. Itu justru berbeda dengan kehidupan mereka dulu, ketika keluarga Manik belum diasingkan. Dulu, anak-anak Manik sering dicerca teman-temannya. Apalagi mereka terbilang miskin. "Dang maila ho anak ni parharangan," ujar orang-orang, seraya meludah. Artinya, "hei, tak malu kamu sebagai anak manusia hutan rimba".

Tak terkecuali Manik. Ia juga jadi bulan-bulanan orang. Jika sesekali ia turun ke Parapat, banyak orang memalingkan pandangan. Ada saja orang yang bersembunyi entah di mana sambil berteriak, "Hei, Manik gila" dan pelbagai ejekan lainnya. Yang paling menyakitkan Manik, jika masuk ke lepau kopi, ia kerap melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana orang yang menyilangkan jari di keningnya. "Apa lagi jika bukan karena melecehkan tindakan saya memboyong keluarga masuk ke dalam hutan," kata Manik.

Memang hanya sedikit orang yang tahu mengapa ia mengasingkan diri. Padahal, meskipun hanya sempat di kelas 6 SD, Manik terbilang seniman juga. Ia terampil membuat…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…