Penulis Riwayat-riwayat Teladan

Edisi: 30/13 / Tanggal : 1983-09-24 / Halaman : 76 / Rubrik : TK / Penulis :


IA kecewa. Karena, menurut dia, wartawan Indonesia sekarang lebih sering hanya menguntit di belakang para menteri dan pejabat negara, bergerombol ke sana ke mari. Lebih menyedihkan lagi, katanya, wartawan sekarang mudah disuap dengan amplop. Padahal dulu, di zamannya, wartawan adalah profesi yang membanggakan, bekerja tanpa pamrih.

Soebagijo Ilham Notodidjojo, 59 tahun, lebih populer dengan sebutan Soebagijo I.N., memang pantas kecewa. Ia sudah ada di profesi itu sejak permulaan republik ini berdiri: karena itu, ia tahu benar bagaimana seharusnya seorang wartawan berperan. Bekerja keras dengan cita-cita dan sarana sederhana - tanpa sedikit pun kehilangan harga diri. "Tetapi sekarang . . . ," katanya tanpa melanjutkan.

Ia memasuki dunia wartawan dengan menggabungkan diri dengan kantor berita Antara, pada 1946 di Yogyakarta. "Karena kami, para wartawan, merasa punya harga diri tinggi, kami bergaul erat dengan para pejabat tinggi, bahkan dengan siapa saja," katanya mengenang masa lalunya sebagai kuli tinta. Tapi pengalaman pertamanya sebagai wartawan yang paling berkesan adalah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
DICK, SI RAJA SERBA ADA
1984-01-21

Pengusaha, 50, perintis toko serba ada, gelael supermarket. juga pemilik restoran kentucky, dan es krim…

P
PENGAWAL DEMONSTRAN DI MASA TRITURA
1984-01-14

Letjen (purn), 60. karier dan pengalamannya, mengawal para demonstran kappi/kami pada saat terjadi aksi tritura…

A
AHLI NUKLIR, DALAM WARNA HIJAU
1984-01-28

Achmad baiquni, dirjen batan, ahli fisika atom yang pertama di indonesia.