Santri Intelek Pak Hajam
Edisi: 31/13 / Tanggal : 1983-10-01 / Halaman : 21 / Rubrik : PDK / Penulis :
RUMAH itu berbentuk joglo, menempati tanah 1.700 meter persegi, di kawasan Wirobrajan, Yogyakarta. Di halaman depan, yang tak begitu luas, bunga-bunga ditanam, mencerminkan kesegaran dalam kesederhanaan. Di situlah, sejak dua tahun lau citra SPG Muhammadiyah I, Yogyakarta, pelan-pelan dicoba diubah. Dan 15 September lalu, bersamaan dengan peringatan ulang tahun Muhammadiyah ke-37, secara resmi dinyatakan, sekolah guru itu mengubah sistem pendidikannya menjadi sistem pesantren.
"Kelemahan oendidikan formal." kata Hajam Murusdi, 43 tahun, kepala SPG Muhammadiyah itu, "ialah singkatnya waktu bertemu antara siswa dan pendidik." Rumusan inilah yang mendorong Hajam dan rekan-rekannya menerapkan pendidikan sepanjang waktu.
Pagi hingga siang siswa SPG tersebut, yang kini disebut santri, tetap belajar seperti dulu ketika belum ada perubahan. Tapi lepas dari sekolah, mereka masuk asrama dan harus mengikuti yang disebut kurikulum pengembangan. Tekanan kurikulum ini memang pada pendalaman agama Islam. Ada pelajaran tafsir Alauran dan tafsir hadis. Juga ada pelajaran bahasa Arab dan metode dakwah.
Dan di asrama, sistem belajar lebih menitikberatkan pada sistem sorogan atau privat. Guru, atau…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Wajib Pajak atau Beasiswa?
1994-05-14Mulai tahun ajaran ini, semua perguruan tinggi swasta wajib menyisihkan keuntungannya untuk beasiswa. agar uang…
Serba-Plus untuk Anak Super
1994-04-16Tahun ini, sma plus akan dibuka di beberapa provinsi. semua mengacu pada model sma taruna…
Tak Mesti Prestasi Tinggi
1994-04-16Anak cerdas tk menjamin hidupnya kelak sukses. banyak yang mengkritik, mereka tak diberikan perlakuan khusus.…