Peneng Pemilu Menguak Gerson
Edisi: 34/23 / Tanggal : 1993-10-23 / Halaman : 83 / Rubrik : KRI / Penulis : WY
SEBELUM meninggalkan Kota Sorong menuju ke Pelabuhan Bitung, Gerson Panambungan sudah merasa waswas. "Saya diancam buruh-buruh dan anak buah kapal Baruna Eka," kata pengusaha bengkel yang berusia 59 tahun itu kepada petugas Kesatuan Pengamanan Pantai dan Pelabuhan (KP3), Kesatuan Pengamanan Laut dan Pelayaran (KPLP), dan dua pegawai Pelni.
"Pindah kapal saja, Pak, biar aman," saran seorang petugas tadi. Gerson tidak mau, karena empat koli barangnya berupa dua mobil jip Willys sudah berada di kapal tersebut. Selain itu, ia juga membawa dua sertifikat tanah senilai Rp 50 juta, dan uang tunai Rp 200.000.
Menanggapi adanya ancaman yang dikeluhkan ayah tiga anak itu, lalu nakhoda Baruna Eka, Wellem Marselius Tuwaidan, menjaminkan keamanan kepada Gerson. Ia ditempatkan di kamar komando. Para petugas pun meninggalkan penumpang itu dengan rasa plong. Perjalanan Sorong Bitung membutuhkan waktu tiga hari.
Tiba di Ternate, Gerson masih merasa aman-aman saja. Dari Ternate kapal tersebut kemudian meneruskan perjalanannya ke Bitung, Manado. Tapi, pada 29 Mei 1992, sekitar pukul 21.00, saat kapal berbobot 500 ton itu berada di…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…