Perburuan Dana Untuk Pelita Vi

Edisi: 34/23 / Tanggal : 1993-10-23 / Halaman : 88 / Rubrik : EB / Penulis : AJI


KAMPANYE mendorong investasi di negeri ini masih terus dilancarkan. Sasaran laju pertumbuhan ekonomi 6,2% selama Repelita VI mengharuskan hal itu. Sedangkan trend investasi di akhir Pelita V menunjukkan kecenderungan menurun, hingga cukup merisaukan para pengambil keputusan.

Pada saat yang sama, Indonesia sudah termasuk kategori negara yang tak lagi pantas diberi pinjaman lunak. Dengan menciutnya peluang untuk pinjaman berbunga rendah ini, potensi Pemerintah untuk membiayai pembangunan jadi berkurang.

Hal itu dikemukakan oleh Menteri Negara Penggerak Dana Investasi, Sanyoto Sastrowardoyo, setelah menghadap Presiden Soeharto, Senin pekan lalu. Menurut Menteri, untuk mencapai pertumbuhan 6,2% setahun sepanjang Repelita VI, diperlukan investasi Rp 700 triliun. Sebagian besar dari investasi tersebut diharapkan datang dari BUMN, PMDN, dan PMA. Sedangkan sisanya merupakan investasi Pemerintah.

Bisakah sasaran Rp 700 triliun tercapai? Nah, itu tergantung jenis dananya, murah atau tidak. Kalau bukan dana murah, agaknya masih banyak lembaga keuangan luar negeri yang bersedia memberikan pinjaman ke Indonesia.

Tapi, sulitnya, pinjaman semacam itu akan membuat debt service ratio (DSR) perbandingan antara perolehan dari ekspor dan jumlah cicilan serta bunga utang luar negeri semakin besar. Dengan total pinjaman US$ 72 miliar (sekitar Rp 144 triliun), kini DSR Indonesia sudah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…