Kursus Untuk Demonstran Anti-nuklir ; Kursus Untuk Demonstrasi Anti-nuklir
Edisi: 42/13 / Tanggal : 1983-12-17 / Halaman : 35 / Rubrik : SEL / Penulis :
DEMONSTRASI antinuklir makin gencar dan terus meluas. Di suatu tempat, di Jerman Barat, di negara yang paling banyak melancarkan aksi protes itu, ternyata ada "kursus" khusus untuk para demonstran. Mereka digodok di sana, beberapa saat sebelum diterjunkan di kancah aksi - agar gerakan itu tetap merupakan protes damai.
Namun, kekhawatiran masih tetap menghantui sebagian calon demonstran. Berada di jalan untuk menentang pemakaian senjata nuklir berarti berhadapan dengan petugas keamanan. Berbagai risiko sudah siap menunggu: dipukuli polisi, ditangkap, dan paling tidak, disemprot air.
Kekhawatiran serupa itu juga pada mulanya menghantui Erika. Guru sekolah dan ibu dua anak ini, 14 Oktober lalu, memutuskan ambil bagian dalam aksi duduk di jalan raya Kota Nordenham, Jerman Barat.
Aksi itu merupakan bagian dari serangkaian protes terhadap penempatan rudal AS. Nordenham adalah kota pelabuhan yang digunakan tentara AS untuk mensuplai kebutuhan militernya di Eropa Utara.
Berbagai pertanyaan muncul dalam diri Erika, sebelum berangkat menggabungkan diri dengan para demonstran . Apa yang akan dilakukan polisi Jerman Barat menghadapi aksi nanti? Mungkinkah mereka menangkap dia? Bagaimana kalau tibatiba demonstrasi itu berubah menjadi keras?
Pertanyaan yang sama juga menggoda Gert, kimiawan yang bekerja pada sebuah perusahaan besar di Hanover. Gert ingin ikut unjuk perasaan. Tapi, ia takut ditangkap, bahkan khawatir disemprot air oleh polisi anti-huruhara. Satu hal lagi, bagaimana sikap para atasannya? Kalau ia sampai ditangkap, misalnya beberapa hari, apakah mereka tidak memecatnya?
Sebaliknya dengan Udo. Orang ini buta. Tapi, musim gugur lalu, ia menggabungkan diri dalam demonstrasi antinuklirdi Jerman Barat. Di bawah perlindungan belasan pejuang perdamaian dalam grupnya, Udo termasuk di antara ribuan demonstran yang melancarkan aksi duduk menentang pembangunan instalasi rudal AS di Jerman Barat.
Untuk orang dengan cacat mata seperti Udo, aksi itu jelas sangat riskan. "Coba, bayangkan, bila misalnya demonstran dari kelompok keras melakukan aksi lempar batu sehingga polisi naik pitam dan membalas dengan perlakuan kasar," tulis Jens Gundlach dalam Hannoversche Allgemeine, Agustus lalu. Tapi Udo mengandalkan keselamatan dirinya kepada kawan sekomplotannya. "la sangat yakin terhadap mereka," kata Gundlach.
Regu…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…