Tentang Siaran Tvri
Edisi: 45/12 / Tanggal : 1983-01-08 / Halaman : 62 / Rubrik : MD / Penulis :
SEKITAR 200-an pengunjung mengisi Teater Arena Pusat Kesenian TIM (Taman Ismail Marzuki), Jakarta. Malam itu, suasana menjelang Natal, Arswendo Atmowiloto berceramah. Berjudul Menjadi penonton televisi yang baik, ceramah itu merupakan kesempatan lebih jauh bagi Arswendo menggaungkan banyak kritiknya terhadap siaran TVRI. Dia memang sering menulis tentang siaran televisi di koran Kompas dan majalah remaja yang dipimpinnya, Hai.
"Yang paling saya permasalahkan, sistem monopoli siaran," tuturnya. Menurut dia, belum pernah terbukti ada saluran tunggal yang bisa sukses. Di RRC saja 3 saluran, di Uni Soviet 4, katanya.
Juga Arswendo mempersoalkan posisi penonton atau pemirsa. "Sesungguhnya tanggung jawab penonton televisi bukan sekedar menganga dan menerima atau mematikan acara yang tidak disukai," ujarnya di TIM itu. "Penonton yang baik juga harus memberikan saran, kritik, atau paling tidak mempertanyakan seluruh rangkaian susunan program dan acara." Ia mengkritik TVRI sebagai media pemerintah masih sering menyiarkan pidato, upacara pengguntingan pita tanpa editing yang baik. Tentang hal ini ia pernah melakukan penelitian (TEMPO, Media, 26 Juni).
Pengunjung ceramahnya pun waktu itu ikut menyinggung, misalnya, acara musik Irama Gurun Sahara yang dirasakan orang kelanjutan acara Mimbar Agama Islam, sedang penyanyinya berpakaian seperti penari jaipong.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Televisi dan Bahasa Isyarat
1994-05-14Dengan siaran berita dalam bahasa isyarat, dua stasiun televisi mengukir jasa untuk tunarungu. tapi yang…
"Diabetes" dan Pasien Diabetes
1994-05-14Tirasnya 5.000 eksemplar, pasarnya 3 juta orang, dan pengasuhnya para dokter spesialis kencing manis. isinya:…
Karena Foto atau 20% Saham?
1994-04-16Setelah ada teguran dan cekcok foto, pemimpin redaksi dan beberapa wartawan harian merdeka dikenai phk.…