Keajaiban Di Dunkirk
Edisi: 51/12 / Tanggal : 1983-02-19 / Halaman : 31 / Rubrik : SEL / Penulis :
SAAT itu 15 Mei 1940, pukul setengah delapan pagi. Telepon berdering-dering di Admiralty House, kediaman resmi Winston Churchill, Perdana Menteri Inggris. Cerutu di bibirnya, Churchill tergopoh meraih gagang telepon. Ia menggumamkan hullo dengan perasaan kurang nyaman.
"Kami kalah," seru Paul Reynaud di seberang sana, dengan suara tertelan sebagian.
"Apa!" PM Inggris membalas berseru kepada rekannya yang Perdana Menteri Prancis itu. Churchill mencabut cerutunya -- hampir saja puntung berasap itu diselipkan di telinganya.
"Kami dipukul," terdengar lagi suara di seberang. Kini lebih jelas, dengan aksen Prancis yang kentara. "Kami kalah."
"Kalah? Begitu cepatnya?"
"Mereka mendobrak dari sedan. Dengan tank-tank dan panser-panser"....
Dimulai pada musim semi 1940 itu, serangan Jerman bukan hanya cepat, tapi juga kilat. Mula-mula diterjangnya Belanda, kemudian juga Belgia. Dari sana mereka memintasi Prancis Utara dan menunjukkan arah ke Selat Inggris, menjebak satuan-satuan Prancis dan Belgia serta sembilan divisi Pasukan Ekspedisi Inggris yang datang untuk membantu pertahanan Prancis.
Kisah ini lengkapnya bisa dibaca dalam The Miracle of Dunkirk (Mukjizat Dunkirk), karya baru Walter Lord yang diterbitkan Viking Press. Pengarang buku laris A Night to Remember ini memerlukan empat setengah tahun -- sebagian besar di Eropa-untuk 'menjahit' bahan-bahan bertebaran hingga menjadi Dunkirk. Ia mewawancarai sekitar 500 veteran Perang Dunia II yang langsung terlibat dalam pertempuran bersejarah itu.
Sebab Dunkirk itulah memang, kota di pantai utara Prancis, merupakan puncak riwayat. Di sana gelombang besar pasukan Inggris dan Prancis, yang menjadi nyamikan empuk bagi Jerman, diselamatkan oleh Angkatan Laut Sekutu, khususnya Inggris, dan ribuan pelaut sipil. Segala jenis angkutan air dikerahkan: kapal-kapal perang, bargas, tongkang, kapal tunda, yacht. Hanya rakit bambu yang tidak.
Dan sukses besar penyelamatan itu membangkitkan rasa bangga tersendiri bagi Sekutu -- dan pada gilirannya menumbuhkan semangat dan keyakinan menang. Seperti Waterloo dan Gettysburg, Dunkirk telah menyumbangkan namanya dalam sejarah. Dan ini terjadi satu setengah tahun sebelum Amerika Serikat terjun dalam kancah Perang Dunia II.
* * *
"Tampaknya sungguh tak masuk akal," tulis Lord ketika bicara tentang kekalahan akibat gebrakan Jerman itu. "Bukankah tentara Prancis terbilang paling baik saat itu?" Anehnya, melihat pukulan Hitler yang diterima Belanda, Belgia dan Luxemburg, Panglima Sekutu Jenderal Maurice Gamelin yakin serangan itu hanya sekadar ulangan peristiwa 1914 saja, yang bisa dipukul balik. Ia mengirimkan pasukan utaranya untuk melakukan penyelamatan.
Namun apa yang dikerjakan Hitler? Jerman justru tidak menyerang dari Flanders, tapi menikam lebih jauh ke selatan. Dilintasinya Hutan Ardennes, yang tadinya disangka tidak mungkin ditembus. Celakanya pula, Prancis telanjur tidak memperpanjang Garis Maginot, yang mestinya bisa menjadi bendung penghalang. Akibatnya: didahului pasukan tank, dan perlindungan pesawat-pesawat pengebom Stuka, pasukan Jerman masuk bagai air bah. Dan langsung ke jantung Prancis.
Jenderal Viscount Gort, Panglima Tertinggi British Expeditionary Force (BEF), memang pejuang besar yang gagah perkasa dan teguh. Tapi ia "bukan ahli strategi," menurut Lord. Pada 16 Mei, sehari setelah telepon Reynaud-Churchill itu, ia mulai menarik pasukannya dari garis depan, untuk menyusun front baru.
Dan pesawat-pesawat Stuka Jerman tidak memberi ampun. Dilengkapi dengan sirene -- "terompet Yerikho", nama yang diberikan orang Jerman sendiri -- pesawat mereka meraung dan melemparkan bom dalam pesta-pora maut dan teror. Jemu menjatuhkan bom, pesawat-pesawat itu terbang rendah di atas jalan dan menyiramkan peluru senapan mesin.
Udara pengap penuh asap hitam dan bau karet terbakar. Lalu-lintas mati. Para pengungsi yang meratap bergalau dengan prajurit yang kebingungan. Di sana-sini tampak barang yang berantakan dan ditinggalkan: gerobak dorong, sepeda, kereta bayi, mobil, berlamparan sepanjang jalan.
Kesatuan-kesatuan garis belakang terjepit di antara pasukan yang mundur dan balatentara Jerman yang sedang maju. Di antara kesatuan itu terdapat Coldstrecm dan Grenadier Guards, resimen-resimen dengan disiplin legendaris.
Kesatuan lain memang kurang terkenal, tapi sebenarnya tidak kalah profesional. Hanya, yang bisa dilakukan tinggal menggali perlindungan di belakang sebuah kanal atau sungai, menahan kemajuan pasukan musuh beberapa saat, kemudian terus mundur.
Memang, unit-unit ini sama efisiennya dengan mesin. "Namun belum ada mesin yang mampu dipekerjakan demikian melelahkan," komentar Lord. Menggali, bertempur, mundur, pasukan ini tidak punya waktu bahkan untuk tidur.
Ada yang menemukan cara untuk bisa sekadar memejamkan mata. Sambil bergandengan tangan, dua prajurit memapah prajurit ketiga yang tidur dan diapit di tengah. Dengan cara begini mereka maju sembari bergantian "tidur".
Suatu ketika, Letnan James M. Langley dari Pasukan Kedua Coldstreom bertugas jaga di Jembatan Escaut di Pecq, tempat pasukan akan menyeberang. Komandan kompinya, Mayor McCorquodale, memerintahkan seorang sersan mendampingi Langley. "Kalau letnanmu mencoba duduk, tembak mati," kata Komandan Kompi kepada si sersan. Langley bertugas meledakkan jembatan itu ketika tentara Jerman tiba. Kepada dia sendiri sang mayor menerangkan: "Begitu engkau duduk, engkau akan langsung tertidur -- dan itu tidak boleh terjadi."
Komunikasi berantakan. Prancis tidak mempercayai radio, sedang sistem telepon kacau-balau. Mengendarai mobil melalui daerah pinggiran, Jenderal Bernard Montgomery, Komandan Divisi III BEF yang sangat yakin akan diri sendiri itu, mengambil keputusan unik:
Monty menjepitkan pesan di ujung tongkatnya, dan menjulurkan tongkat itu melalui jendela mobil. Kertas itu disambar pengawalnya, Sersan Arthur Elkin, yang berkendaraan sepeda motor -- dan segera bergegas meneruskan pesan tersebut.
Suatu ketika, sang jenderal menghampiri tiga orang serdadu untuk menanyakan arah. Ketika ia mendekat, salah seorang serdadu itu memasang helmnya. Monty kabur lintang pukang. Ia ternyata memergoki tentara Jerman.
Untuk Jenderal Gort, panglima tertinggi BEF itu, kehancuran komunikasi merupakan bab baru dalam daftar keluhan. Jenderal Gamelin, si panglima Sekutu, sudah tidak bisa diharapkan, dan pasukan Prancis sudah hancur secara mental. Artileri mereka yang ditarik kuda maupun alat transpor lain berserakan di jalanan, mengacau lalu lintas.
***
Sulit dikatakan, kapan gagasan evaluasi terbit dalam pikiran Gort. Mungkin sekitar tengah malam 18 Mei, tiga hari setelah telepon Reynaud-Churchill yang tadi. Ketika itu Jenderal Gaston Billotte, salah seorang komandan kesatuan Prancis, menemui Gort di pos komandonya.
Jenderal yang tulus itu tampak lelah dan semrawut ketika membuka selembar peta. Sembilan divisi panser Jerman diketahui sedang maju menghampiri Amiens dan Abbeville. Tidak sepotong pun kesatuan Prancis berusaha membendungnya. Tampaknya, satu-satunya yang mungkin dilakukan ialah bergerak ke utara. Ke Dunkirk!
Pukul 11.30 esok harinya, Kepala Staf Gort menelepon Kementerian Peperangan dan menyampaikan berita tersebut. Kota London saat itu sedang menikmati hari Minggu yang indah dan tenang. Dan Anthony Eden, menteri peperangan yang lagak itu, sedang bersiap makan siang bersama Menteri Luar Negeri Lord Halifax.
Tiba-tiba ia menerima pesan penting untuk menemui Jenderal Sir Edmund Ironside, Kepala Staf Umum Kerajaan. Dikenal sebagai seorang yang kaku meski dijuluki 'Si Mungil', Ironside khawatir akan rencana Gort untuk bergerak ke Dunkirk. "Itu mungkin sebuah jebakan," katanya.
Churchill sependapat. Satu-satunya harapan justru bergerak ke selatan, dan bergabung kembali dengan Prancis di Somme. Maka Ironside akan menemui Gort malam itu juga.
Sementara itu pukul tujuh pagi, 20 Mei, tank-tank dari dua divisi panser Jerman di bawah Jenderal Heinz Guderian bergerak cepat. Dan berhasil menghantam Corp XIX, lalu menggelinding ke barat dari Peronne. Tiga jam kemudian tank-tank itu menderu melalui Albert. Di sini satu pasukan Inggris yang tidak terlatih berusaha menahannya dengan barikade -- yang dibangun dari kardus! Ya percuma.
Tengah hari, Divisi Panser I memasuki Amiens, dan Guderian menyempatkan diri menjenguk katedral. Sementara itu Divisi II maju terus Sekitar pukul sembilan malam mereka mencapai Abbeville.
Mereka menempuh 40 mil dalam 14 jam, dan membelah pasukan Sekutu menjadi dua. Pasukan BEF, dua kesatuan Prancis, dan seluruh kekuatan Belgia -- semuanya berjumlah hampir satu juta orang -- kini tergencet di Flanders, menghadap laut. Mereka tinggal dikuliti.
Pada pukul enam di hari yang sama, Ironside dengan kereta api khusus tiba di pos komando Gort. Tempatnya di Lille. "Sebarkan pasukan," katanya, "dan bergerak ke Amiens." Alias ke selatan.
Gort menerangkan, pasukan BEF sedang terkunci dalam pertempuran. "Tidak mungkin disebarkan dan mengambil jalan lain," ujarnya. Ironside bertanya: "Adakah kemungkinan Anda mengerahkan dua divisi cadangan ke selatan? Agar bisa bertemu dengan pasukan Prancis yang menerjang ke utara?" Gort menjawab, ia sudah pernah mencoba kemungkinan itu.
Ironside kemudian berangkat ke markas besar kesatuan Prancis. Di sana ia menemukan Jenderal Billotte dan Jenderal Blanchard sedang bertengkar. Sama-sama tidak punya rencana yang jelas.
Ironside menenangkan Billotte, dan mencoba memompakan semangat kepada tokoh itu. Hasilnya tidak seberapa. Gerakan Inggris ke selatan, yang memang dilaksanakan juga, berangsur-angsur loyo. Sedang Prancis ke utara tidak pernah jadi kenyataan.
Sementara itu Gamelin digantikan oleh Jenderal Maxime Weygand, yang diberitakan "penuh semangat". Ia segera mengeluarkan 'Perintah Operasi Nomor 1'. Ia mengimbau pasukan-pasukan utara agar menjegal Jerman dan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…