Puing-puing Glodok Plaza

Edisi: 08/13 / Tanggal : 1983-04-23 / Halaman : 13 / Rubrik : NAS / Penulis :


GLODOK Plaza, pusat perdagangan megah bertingkat enam, babak belur, hangus dilalap oleh api yang mengganas hampir seharian Selasa pekan lalu. Tubuh bangunan seluas 1 hektar yang tadinya dihuni sekitar 700 toko dan kios kini dililit hamparan seng. Bekas kobaran api masih rnembekas di pucuk gedung yang diasuransikan seharga Rp 5,8 milyar. "aya tak akan bisa melupakan peristiwa itu," kata Harry, Manajer PT Multi Plaza Properties (MPP), pengelola Glodok Plaza.

Siapa pun akan iba melihat onggokan kawat yang melintang pukang, bekas barang dagangan yang hangus hitam, besi beton yang melengkung, dan hamparan pecahan kaca sejauh mata memandang. Bekas sprinkler, alat penyemprot air otomatis, yang dihebohkan tidak bekerja, nampak menghias langit-langit setiap tingkat dalam keadaan pecah. Dan dua buah kotak hydrant, tempat menyimpan selang penyemprot, nampak masih utuh, tersisa di tingkat tiga. Selangnya pun masih tergulung rapi.

Seorang pemilik kios Sabtu pagi lalu kelihatan mengais-ngais di tingkat satu. Ia amat sedih ketika membuka lemari besinya yang cukup tebal. Jutaan rupiah berupa lembaran sepuluh ribu di dalamnya telah berubah warnanya seperti kertas karbon, dan hancur ketika disentuh tangannya. "Yah, bagaimana bisa jadi begini?", katanya lesu.

Yah, kenapa? Tatang Djukarta, karyawan PT MPP tiba di Glodok Plaza pada pukul 06.30 Selasa, 12 April itu. "Saya…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?