Simfoni Hening Di Tengah Hutan
Edisi: 08/23 / Tanggal : 1993-04-24 / Halaman : 94 / Rubrik : MS / Penulis : BSH
ALAM yang bisik-berbisik dan batin yang merindukan keakraban kasih sayang bertemu dalam keheningan. Itulah musik yang sejati, musik yang amat kaya dengan bunyi. Dan hakikat musik tiada lain adalah bunyi itu sendiri, tak peduli dari alat apa sumbernya. Itulah konsep musisi kontemporer Slamet Abdul Syukur.
Ia rupanya mulai bosan dengan jenis musik "metal" atau musik "'ngak-ngik-ngok", yang memang dijejalkan ke konsumen di kota-kota sebagai komoditi industri. Karena musik jenis ini bisa kehilangan "roh" musik itu sendiri, yaitu pantulan jiwa yang merindukan keheningan dan penghiburan.
Barangkali itulah sebabnya, Minggu sore lalu ia ingin membuktikan konsepnya bahwa "hakikat musik ialah bunyi itu sendiri". Dan bunyi apa pun yang diperdengarkan, sesungguhnya sangatlah kaya dan imajinatif tak peduli dari mana sumbernya atau dari alat apa bunyi itu dihasilkan. Maka, ia pun memilih tempat pergelaran "konser" itu di tengah hutan.
Di tengah…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Skandal Bapindo dalam Irama Jazz
1994-05-14Harry roesli dan kelompoknya mengetengahkan empat komponis muda, dan kembali menggarap masalah sosial. dihadirkan juga…
Ngeng atau Sebuah Renungan Sosial
1994-05-21Djaduk ferianto, yang banyak membuat ilustrasi musik untuk film, mementaskan karya terbarunya. sebuah perpaduan musik…
Aida di Podium yang Sumpek
1994-05-21Inilah karya kolosal giuseppe verdi. tapi london opera concert company membawakannya hanya dengan enam penyanyi,…