Dendam Turunan Mafioso

Edisi: 14/13 / Tanggal : 1983-06-04 / Halaman : 35 / Rubrik : SEL / Penulis :


FRANCESCO Librizzi, 48 tahun, pengusaha kaya raya dari Sisilia Selatan, melangkah ke luar dari pintu gerbang penjara pusat Palermo. Ia segera disambut sahabatnya, Gaetano Di Bilio. Keduanya bersuka cita hari itu. Setelah paginya, hakim pengadilan setempat membebaskan mereka dari tuduhan terlibat perkara penyelundupan dan penyebaran heroin.

Polisi di Desa Raffadali, tempat kediaman Librizzi, dalam laporannya menyebut laki-laki baya itu sebagai "pemimpin Mafia yang berpengaruh," di samping menjadi anggota jaringan penyebaran obat terlarang di kawasan itu. Tetapi semuanya sulit dibuktikan. Tidak seorang pun penduduk Raffadali bersedia menjadi saksi yang memberatkan terdakwa. Hakim akhirnya tidak punya pilihan lain, kecuali membebaskan Librizzi, juga Bilio, dari segala tuduhan.

Berada kembali di luar penjara, Librizzi tampak riang. Bersama teman dan seorang kemanakan, ia, mengendarai kereta kuda, langsung menuju Kota Palermo.

Tapi suka cita Librizzi itu hanya berlangsung sepuluh menit. Di tengah keramaian kendaraan bermotor dan para pejalan kaki, dua anak muda menembakkan pistolnya, kaliber 38, ke arah kereta kuda yang ditumpangi gembong Mafia tersebut. Setelah itu keduanya lalu melompat ke mobil yang sudah menanti, dan menghilang dalam keramaian lalu lintas.

Librizzi, luka parah, tersungkur ke lantai kereta dalam keadaan sekarat. Temannya, cuma cedera berat, terjungkal di sampingnya. Sang keponakan sehat walafiat. Karena begitu peluru pertama berdentam ia langsung melompat turun. Ia kabur, dan sejak itu tidak pernah menampakkan batang hidungnya.

Ketika kedua mobil polisi datang sambil meraung tak henti-hentinya, Librizzi sudah tak bernyawa. Dan tak seorang pun saksi mata membantu polisi mengenali para pembunuh.

Sunday Times Magazine, terbitan 1 Mei, menyajikan cerita, lengkap dengan foto-foto, pembantaian yang dilakukan Mafia Sisilia: dua pembunuhan dalam satu minggu selama tiga tahun terakhir. Tulisan dan potret perang gang di Sisilia adalah karya Tana de Zulueta dan Letizia Battaglia.

Mengenai pembunuhan Librizzi, pihak polisi reskrim hanya yakin satu hal: gembong dunia hitam dari Palermo itu adalah korban Perang Mafia di Sisilia -- di mana sesama gang bertempur hidup mati untuk menguasai perdagangan heroin. Pembunuhan Librizzi itu dimaksudkan untuk meniadakan tantangan, dan juga untuk menakut-nakuti pengikutnya.

Dulu, ketika Mafia Sisilia masih terikat kuat kepada nilai-nilai kehormatan, kesetiaan, dan keluarga rakyat dengan sukarela mematuhi ketentuan "pajak" yang mereka keluarkan. Tapi kini kepatuhan itu didorong oleh rasa takut. Apalagi para mafioso, julukan untuk anggota Mafia, yang dulu didongengkan sebagai berpantang membunuh wanita, kini sudah main hantam kromo. "Jumlah pembunuhan meningkat karena memburu uang," tulis Tana de Zulueta.

Demi memburu uang pula, selama 10 tahun terakhir Mafia Sisilia telah meninggalkan etika-etika dan menjadi pedagang heroin terbesar di dunia. Daerah pemasaran utama mereka adalah Amerika. Dan yang menjadi penyalur adalah keluarga Sisila yang mukim di…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…