Setelah Pelajaran Yang Mahal Itu

Edisi: 12/23 / Tanggal : 1993-05-29 / Halaman : 17 / Rubrik : NAS / Penulis : AN


JENDERAL Edi Sudradjat segera memasuki pensiun, maka Feisal Tanjung merupakan orang yang paling senior di jajaran ABRI. Para pejabat ABRI yang kini menduduki posisi penting di lembaga itu kebanyakan bekas anak buahnya dulu di RPKAD (kini Kopassus). Kasad Letnan Jenderal Wismoyo Arismunandar, Panglima Kostrad Mayor Jenderal Kuntara, dan bekas Pangdam Udayana Mayor Jenderal Sintong Panjaitan, misalnya, bahkan pernah menjadi anak buah langsung Feisal di korps Baret Merah itu. "Mereka adalah para komandan peleton, sedangkan saya komandan kompinya," ujar Feisal suatu ketika. Maka, pengangkatan Jenderal Feisal Tanjung menjadi Pangab, pekan lalu, berjalan mulus. Artinya, ia tak meloncati siapa-siapa.

Tiga hari sebelum ia dilantik, Rabu pekan lalu, pangkatnya dinaikkan setingkat menjadi jenderal penuh berbintang empat. Pada malamnya, Pangab baru ini menerima Redaktur Eksekutif Herry Komar dan Koordinator Reportase Amran Nasution dari TEMPO, serta Karni Ilyas dari Forum Keadilan, di rumah pribadinya, Jalan Prapanca Raya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Feisal tampak cerah malam itu. Ia banyak tertawa. Maka, wawancara ini pun berlangsung dengan akrab. Feisal menjawab semua pertanyaan yang diajukan, dengan logat Medannya yang kental itu. Petikannya:

Belum lama ini, selaku Pangab, Jenderal Edi Sudradjat menyebut perlunya ABRI back to basic. Kenapa sekarang itu perlu diketengahkan?

Back to basic dalam arti yang luas adalah refungsionalisasi ABRI, menuju kembali kepada pelaksanaan tugas dan fungsi ABRI sebagai pejuang dan prajurit profesional. Sebagai pejuang, ABRI tak akan berhenti berjuang sebelum cita-cita bangsa yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 tercapai. Adapun sebagai prajurit profesional, ABRI selalu menempa diri sehingga memiliki keahlian menurut bidang tugasnya, mampu mengantisipasi perkembangan zaman, memiliki rasa tanggung jawab yang mendalam. Sedangkan arti sempit dari back to basic adalah kembali ke norma-norma kehidupan dasar keprajuritan, sesuai dengan peraturan militer dasar: penghormatan, baris berbaris, disiplin tentara, dan sebagainya. Kalau sekarang back to basic dicanangkan, bukan berarti telah terjadi penyimpangan dari norma-norma dasar yang berlaku. Tapi hal itu perlu diingatkan dan dimantapkan guna menghadapi tantangan dan tugas ABRI di masa datang. Refungsionalisasi ABRI perlu disegarkan, untuk mencegah melemahnya pemahaman hakikat tugas dan fungsi ABRI sebagai pejuang dan prajurit profesional.

Dengan back to basic, berarti disiplin dan profesionalisme ABRI akan meningkat. Tapi bagaimana itu dilaksanakan kalau seorang sersan dengan dua anak gajinya cuma Rp 90.000 sebulan?

Saya tahu itu. Kami tak bisa menuntut karena itulah yang bisa diberikan Pemerintah. Kalau Pemerintah memberikan lebih kepada ABRI, itu kan berarti meningkatnya anggaran rutin? Lantas mana lagi untuk anggaran pembangunan? Jadi, demi bangsa dan negara ini, ABRI sangat toleran.

Tak ada jalan keluarnya?

Upaya ke dalam kami laksanakan dengan membentuk koperasi dan yayasan. Di tingkat prajurit, ada tabungan wajib perumahan, ada Asabri (Asuransi ABRI). Dengan manejemen yang baik, seorang sersan bisa punya…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?