Musik Dari Gardu Ronda

Edisi: 17/13 / Tanggal : 1983-06-25 / Halaman : 75 / Rubrik : PAN / Penulis :


JAUH sebelum gerhana matahari 11 Juni lalu, setiap rumah yang berada di lintasan gerhana dianjurkan kepala desa masing-masing agar memiliki kentungan. Alat tabuh yang biasanya terdapat di gardu ronda sebaai tanda bahaya itu harus dibunyikan sebelum dan setelah gerhana. Karena tergesa-gesa, ada yang membuatnya dari bambu. Tapi tak sedikit pula yang dari kayu, diukir pula -- hingga menjadi hiasan rumah.

Belum puas dengan kentungan-kentungan yang ada di rumah-rumah, pimpinan Gedung Kesenian Seni Sono, Yogyakarta, mengadakan pameran kentungan 5 hingga 17 Juni di gedung kesenian itu. Yang dipamerkan tentu saja berbagai jenis kentungan. Pada pintu masuk Seni Sono digantungkan kentungan yang katanya berumur 100 tahun milik Soemitro, penduduk Desa Kokap, Kabupaten Kulon Progo. "Sebelum ayah saya lahir, kentungan ini sudah ada," kata Soemitro, 30 tahun, yang kini mewarisi tradisi keluarganya turun-temurun, sebagai pembuat kentungan. Kentungan warisan keluarga Soemitro masih tampak bagus. Cukup besar, panjangnya sampai dua meter. Menurut Soemitro, fungsi kentungan itu sekarang, "ditaruh di rumah saja."

Lebih dari seratus buah kentungan muncul di pameran itu. Paling kecil berdiameter 15 cm dengan panjang hanya 40 cm. Terbesar berdiameter 80 cm dengan panjang 4 m. Bentuknya pun beragam. Ada yang polos. Ada yang berukir kepala raksasa bagian ujung yang digantung. Ada yang berbentuk patung ikan. Yang agak…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

B
BIARLAH SERIBU WARTEG BERKEMBANG
1983-02-05

Ada sekitar 10 ribu warung tegal di jakarta. ciri khasnya, murah dan merakyat, akan tetap…

G
GENERASI SIONG YANG MAKIN PUDAR
1983-04-09

Rokok siong terancam punah, pabrik satu-satunya mati, dan penggemar semakin kurang.

S
SALERO MINANG ATAU PADANG DI...
1983-05-28

Usaha mengembalikan citra restoran minang ke bentuk aslinya, sebagai langkah, dibentuk armindo (asosiasi restoran minang…