Sudharmono, Atau Sebuah Tumpuan Baru

Edisi: 35/13 / Tanggal : 1983-10-29 / Halaman : 12 / Rubrik : NAS / Penulis :


TERIAKAN setuju (dan tepuk tangan) bergemuruh d gedung Manggala Wana Bhakti, Senayan, Jakarta, Senin malam lalu tatkala sidang paripurna Munas III Golkar memilih kembali Jenderal (purnawirawan) Soeharto - satu-satunya calon - sebagai ketua dewan pembina Golkar periode 1983-1988. Sorak setuju juga menggema tatkala pimpinan Munas, Jenderal (pur.) M. Panggabean, mengumumkan nama formatir yang akan menyusun DPP Golkar 1983-1988.

Tepuk tangan dan paduan suara setuju, disusul ketukan palu pimpinan Munas, memang sangat sering terdengar selama lima hari Musyawarah Nasional III Golkar yang ditutup Selasa malam lalu. Tidak berarti semua peserta Munas (1.425) tinggal mengangguk. "Dibanding Munas I dan Il dulu, Munas 111 sekarang ini lebih hidup," kata Cosmas Batubara, yang menjadi anggota dewan pembina Golkar.

Menurut Cosmas, dalam Munas III ini terlihat sekali bahwa para peserta, terutama dari daerah, ingin memberikan sumbangan pemikiran. Ini berbeda dengan munas sebelumnya yang mengesankan adanya sikap "terserah pada orang-orang pusat".

"Langkah maju," ujar Cosmas. Contoh: jumlah anggota formatir, yang semula direncanakan tiga, kemudian ditambah jadi lima berkat usul daerah-daerah yang diterima sidang paripurna. Kata L.B. Carolus, ketua DPD Tingkat I Maluku, yang baru pertama kali ini mengikuti munas, "Karena semua aspirasi daerah didengar."

Bukan banyaknya suara daerah saja yang membuat Munas III ini lebih hidup. Yang agaknya membuat Munas di Jakarta ini lebih hangat adalah banyaknya bisik-bisik, terutama pada hari-hari awal. Semuanya menimbulkan kesan: memang ada semacam pertarungan antara beberapa kelompok dalam Golkar.

Misalnya bisik-bisik adanya dua rumusan materi yang jauh hari sebelumnya dipersiapkan untuk Munas - dari dua kelompok yang menurut rencana akan "dikawinkan". Atau terdengarnya cerita tentang suatu "tim perumus", lewat suatu…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?