Sesudah Guncangan Kaum Muslim...
Edisi: 49/11 / Tanggal : 1982-02-06 / Halaman : 35 / Rubrik : SEL / Penulis :
DARI dalam kerangkeng besinya, lelaki bertubuh tegap berjanggut lebat itu melambaikan tangan kepada hadirin yangmemenuhi ruangan sidang pengadilan. Tangan itu menggenggam sebuah kitab Al Quran berkulit merah. "Sayalah sang pembunuh!" pekiknya lantang. "Saya telah membunuh firaun itu! Saya membunuh Sadat!"
Rentetan tembakan yang menghadiri hidup Presiden Mesir Anwar Sadat telah membuka era baru. "Kini, kekuatan utama di Timur Tengah yang berkonfrontasi dengan imperialisme dan Dunia Barat bukan lagi nasionalisme sekular. Melainkan Islam," tulis Helena Cobban dalam majalah The Middle East (TME), bulan kemarin.
Kesimpulan ini mungkin terlalu dini. Tapi peristiwa itu memang membangkitkan perhatian yang khusus di dunia Islam -- terutama, dan sudah barang tentu, di Mesir sendiri.
Kalau media resmi pemerintah Mesir boleh dipercaya, kawanan pembunuh yang dipimpin Letnan Satu Khalid Ahmad Syawqi al-Istambuli itu bersangkut-paut dengan sebuah kelompok militan "fundamentalis" yang dikenal dengan nama Al Jihad. Tak banyak yang diketahui mengenai kelompok ini--hingga Agustus 1977, ketika surat kabar Al-Ahram Kairo melaporkan penangkapan 82 anggotanya. Konon dari rumah mereka disita sejumlah senj.ata dan amunisi. Mereka sendiri dituduh merencanakan penyerbuan ke berbagai pos dan tangsi polisi, sebagai bagian usaha mengumpulkan lebih banyak perlengkapan.
"Tapi Al-Jihad hanyalah satu dari sejumlah kelompok ekstrim Islam yang diorganisasikan secara ketat, dengan kecenderungan pada tindak kekerasan," kata Helena Cobban . J um lah mereka yang pasti tak bisa diketahui, memang. Demikian pula hubungan antar-mereka maupun antara mereka dan kelompok terdahulu yang agak moderat, umpamanya Ikhwanul Muslimin.
DALAM beberapa kasus nama-nama kelompok itu bahkan semrawut. Ambillah um pamanya At-Takfir wal-Hijrah, nama yang diberikan kepada kelompok ekstrim yang menculik dan membunuh Menteri Wakaf Mesir pada 1977. Mulanya nama ini hanya 'pemberian' polisi-sekedar memudahkan usaha mengidentifikasikan gerombolan tersebut. Tapi anehnya kelompok itu sendiri kemudian meresmikannya dengan riang gembira. Maklum arti kata-kata itu ialah 'Pengingkaran (Pengkafiran) dan Perubahan (Perpindahan) Total' --yang sering mereka ucapkan sendiri dalam berbagai khotbah. Kini At-Takfir wal-Hijrah bagaikan "induk organisasi" sekalian kelompok militan Mesir.
Menyimak prolog pembunuhan Sadat, sejak beberapa tahun terakhir Mesir memang dilanda semacam semangat kebangkitan Islam. Setiap umat jalan raya di pelbagai kota besar penuh sesak dengan kaum muslimin yang bergegas menuju masjid. Di kawasan kosmopolitan Kairo, tempat para wanita terutama memperagakan pakaian Barat, kaum "fundamentalis" bahkan lebih nyata menghadirkan diri dalam busana moslem-look.
Sedang di bagian kota yang agak suram, dahi para lelaki bermeteraikan zabibah, tanda yang muncul dari ketaatan bersujud. Ini semacam noda hitam di dahi, timbul akibat terlalu banyak bersujud--dan menjadi tanda kehormatan lantaran disebut dalam Quran: "Ciri mereka pada wajah mereka, dari bekas bersujud." Meski yang dimaksud Quran belum tentu noda hitam tersebut, di Mesir zobibah itu (entah apakah semuanya asli) rupanya bergeser artinya menjadi semacam lambang perjuangan.
Tapi dorongan utama kebangkitan gandrungan massal para mahasiswa akan sikap "fundamentalis". Dan biang keladinya, tak lain tak bukan, Anwar Sadat jua.
Sejak 1971 Sadat sebenarnya mengipas.semangat Islam di seluruh kampus. Tujuannya: melumpuhkan kelompok mahasiswa sayap kiri. Lama-kelamaan, organisasi yang secara umum dinamakan Al-Jam'iyatul Islamiyoh itu mengembangkan diri sen diri. Pada 1977 sebagian besar anggotanya ternyata tak bersetuju dengan langkah perdamaian Sadat menghadapi Israel, dan ini sebenarnya tak mengherankan. Sikap kritis ini kemudian meningkat menjadi oposisi lebih luas terhadap kebijaksanaan umum sang presiden.
Sementara itu kegiatan Jam'iyah banyak menguntungkan para mahasiswa, yang terjepit dalam kesulitan ekonomi Mesir. Jam'iyah mendistribusikan secara murah edisi bajakan beberapa buku pegangan yang sangat dibutuhkan. Mereka melayani pemondokan mahasiswa, mendirikan koperasi, dan menyelenggarakan diskusi yang bebas dari pengaruh resmi. Sejak medio 1981, lebih separuh mahasiswa pria di berbagai kampus memelihara janggut dan memakai jubah. Ini meniru Nabi…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…