Daoed Joesoef Dan Menara Kudus

Edisi: 49/11 / Tanggal : 1982-02-06 / Halaman : 59 / Rubrik : AG / Penulis :

BAGAIMANA memperlakukan sebuah banguan bersejarah, rupanya bisa Jadi masalah. Setidak-tidaknya bila bangunan itu tetap dipakai -- dengan kemungkinan mengalami berbagai perubahan. Dari Kudus, Jawa Tengah, terdengar berita mengenai Masjid enara yang antik itu.

Usaha pemugaran terakhir, berkenaan dengan masjid yang barangkali paling unik di dunia ini (satu-satunya yang punya menara persis candi Hindu) memang resminya sudah selesai. Toh masih ada masalah, walaupun buntut. Bahkan persi di hari penutupan tahun Masehi kemarin, 31 Desember, rembukan yang diadakan Pemda Kudus dengan pihak yayasan Masjid, pihak Departemen P&K dan Departemen Agama, belum lagi menghasilkan keputusan final.

Kisahnya bisa dimulai pada pertengahan tahun lalu. Tanggal 1 Juni, Menteri P&K Daoed Joesoef meresmikan selesainya pemugaran masjid tersebut. Di situ Daoed Joesoef melontarkan kritik. Misalnya: "Menara kok ada jemurannya segala," katanya--sambil menunjuk kawat-kawat listrik yang menghubungkan masjid dengan menaranya yang antik itu. Dia juga mengoreksi pemasangan jam, tulisan Arab Allah serta lampulampu neon yang terpancang di menara yang baru dipugar itu. "Ini bisa menghilangkan keaslian menara," ujar Menteri.

Waktu Istiwa'

Menurut Daoed Joesoef, sebaiknya lampu neon diturunkan--sedang lampu-lampu lain ditaruh di bawah, dengan posisi menyorot ke atas. Lafal Allah dan jam dipindahkan saja ke tempat lain yang seharusnya, yakni ke bangunan induk.

Tak ada yang menyatakan keberatan. Ketua yayasan masjid tersebut, H. Faiq Sofie yang mendampingi Menteri malah berpikir lain. Praktis saja: soal biaya. Hingga dia mengusulkan, waktu itu juga, bagaimana kalau hal…

Keywords: -

---

Foto Terkait