Yesuit Di Tengah Agama Tarekat

Edisi: 01/12 / Tanggal : 1982-03-06 / Halaman : 62 / Rubrik : AG / Penulis :

KURSI pucuk pimpinan Serikat Yesus (SY) kelihatannya masih dibiarkan kosong. Para provinsial, pemimpin masing-masing negara dan wilayah dari tarekat (ordo) yang paling besar dan berpengaruh ini, berapat di Roma 23 Februari - 5 Maret. Pemimpin tertinggi atau jenderal Yesuit yang terakhir adalah Pastor Pedro Arrupe, 74 tahun. Tapi ia mengundurkan diri setelah jatuh sakit awal Agustus tahun lalu. Konon, rapat 61 provinsial dari seluruh dunia dan pimpinan Yesuit yang sedang berlangsung s-karang ini hanya-menjajaki waktu yang sesuai untuk mengadakan muktamar umum (kongregasi jenderal). Di situlah baru pengganti Arrupe akan dltentukan.

Ignasius Loyola

Untuk mengisi kekosongan, Paus Y ohanes Paulus 11 menunjuk "orang dekat"nya: Pastor Paolo Dezza, 82 tahun, bekas rektor Universitas Gregoriana, Roma. Ia menjadi pejabat sementara. Paus juga memanggil Pastor C. Pittau, provinsial Jepang yang "sangat berkenan" di hati Paus, untuk mendampingi Dezza. Langkah Paus mengangkat orang-orang konservatif ini agaknya merupakan satu ujian bagi ordo ini. Yesuit selalu mengucapkan 'kaul' taat kepada Paus pribadi. Sedang sebagian besar anggotanya, termasuk Pedro Arrupe sendiri, dinilai sebagai "liberal". Toh mereka harus tunduk kepada keputusan Paus.

Paus sendiri bertemu dengan pimpinan Yesuit September 1979. Ia langsung mengkritik, bahwa "Yesuit cenderung menjadi sekulir (duniawi)". Kritik serupa juga pernah dilontarkan oleh dua pendahulunya, Paus Paulus VI dan Paus Yohanes Paulus 1. Agaknya, pimpinan tertinggi Katolik ini mengkhawatirkan Yesuit akan semakin jauh terlibat di luar bidang agama.

Kekhawatiran Paus mungkin timbul setelah melihat kenyataan di Amerika Latin, Amerika Serikat dan beberapa negara berkembang. Tahun lalu misalnya, seorang Yesuit di El Salvador, dan dua lagi di Guatemala,…

Keywords: -

---

Foto Terkait