Hujan Petrodollar Itu Selesai Sudah ; Opec Guncang, Bagaimana Minyak ...

Edisi: 01/12 / Tanggal : 1982-03-06 / Halaman : 67 / Rubrik : EB / Penulis :


ORGANISASI negara-negara pengekspor minyak(OPEC) nampaknya akan menyelenggarakan suatu sidang Istimewa. Pertengahan Februari, diluar dugaan banyak orang, Menteri Perminyakan Kuwait Sheik Ali Khalifa Al-Sabah terbang ke Jeddah. Kali ini yang ditemui salah seorang konseptor OPEC itu bukan lagi Menteri Perminyakan Arab Saudi, Sheik Zaki Yamani. Tapi Putra Mahkota Pangeran Fahd.

Menteri Al-Sabah telah mendesak orang kuat di Arab Saudi itu agar memprakarsai suatu pertemuan darurat untuk menentukan sikap OPEC dalam situasi harga minyak yang sudah tak menentu seperti sekarang. Bisa dimaklumi kalau Al-Sabah terpaksa melewati Sheik Yamani. Bukan karena Yamani belum melihat pentingnya suatu pertemuan darurat Tapi, lebih dari itu, ekonomi dalam negeri Kuwait yang tadinya dikenal memiliki pertumbuhan yang amat tinggi, belakangan ini terpaksa harus menciut. Produsen minyak yang beberapa tahun lalu masih menimba 2,4 juta barrel sehari dari ladang-ladangnya di gurun Kuwait, kini terpaksa hanya memompa produksi sekecil 850 ribu barrel sehari.

Perlukah sebenarnya suatu pertemuan darurat OPEC itu? Menteri Pertambangan dan Energi Subroto, yang ditemui TEMPO akhir pekan lalu, mencoba untuk membaca apa yang sebenarnya berada di balik benak Sheik Yamani. "Kita sama-sama menyadari, pertenluan tanpa adanya sasaran jelas yang ingin dicapai, tidaklah terlalu berguna," katanya . "Kalau pertemuan itu hanya akan melahirkan pertentangan dan perpecahan antara para anggota, atau tak mencapai konsensus sama sekali seperti pertemuan istimewa di bulan Agustus lalu, ya lebih baik tidak".

Bekas Presiden OPEC itu beranggapan, Sheik Yamani sebenarnya tidak menutup kemungkinan untuk adanya suatu pertemuan darurat, "asal saja sebelumna sudah ada rembukan di antara para anggota, apa kira-kira yang akan dibicarakan di situ. Jadi perlu ada semacam konsensus dulu di antara para anggota," katanya.

Pernyataan Menteri Subroto beralasan. Kesatuan OPEC, yang beranggotakan 13 negara, kini kelihatan terancam karena tiadanya kesamaan sikap menghadapi tekanan harga minyak yang cenderung turun terus. Hanya dalam tempo sebulan, Iran, misalnya, secara sepihak tiga kali menurunkan harga minyaknya. Kepada para pembeli, National Iranian Oil Company (NIOC) mengumumkan harga baru untuk jenis minyak ringan berkadar belerang rendah US $ 3 0,20, dan minyak berat US $ 28,30/barrel.

Dengan demikian, minyak ringan NIOC berada jauh di bawah harga patokan OPEC (Arabian Light Crude) yang US $ 34/barrel hasil keputusan sidang istimewa OPEC di Jenewa Oktober lalu. AGIP, perusahaan minyak negara…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…