Nyepi

Edisi: 08/24 / Tanggal : 1994-04-23 / Halaman : 95 / Rubrik : KL / Penulis : KAYAM, UMAR


HARI Nyepi telah berlalu. Untuk kesekian kali masyarakat Hindu telah menunjukkan kepada kita suatu "peragaan" bahkan suatu "teater"yang dramatis tentang makna pencarian manusia akan kesepian, kesunyian, kelengangan. Untuk kesekian kali kita diingatkan akan kebutuhan manusia untuk sewaktu-waktu menyepi, menyendiri, merenung tentang tempatnya di alam semesta, tentang hubungan antarmanusia, tentang hubungannya dengan Sang Pencipta. Dalam setiap agama, lewat sembahyang, lewat zikir, lewat berbagai ritus spiritual religius lainnya, sesungguhnya, meski untuk sejenak, manusia sudah melaksanakan tugas menyepi dan menghubungkan dirinya dengan Sang Pencipta. Tapi Bali, agaknya, adalah satu-satunya tempat di negeri kita yang mampu mementaskan hakikat pencarian tersebut dalam "teater" yang dahsyat. Dalam waktu dua puluh empat jam kita telah diajak untuk berpijak dalam alam yang hening tanpa suara, tanpa gerak, bahkan tanpa cahaya. Kita dilatih untuk berada dalam kehampaan dan mendengarkan keheningan dan menatap kegelapan. Kami, yang bukan pemeluk agama Hindu, dengan penuh takjub, dalam waktu…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

O
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14

Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…

K
Kekerasan Polisi
1994-05-14

Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…

B
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16

Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…