Surga Kecil Di Tengah Gelombang
Edisi: 22/12 / Tanggal : 1982-07-31 / Halaman : 35 / Rubrik : SEL / Penulis :
INILAH sebuah republik dengan luas tiga belas setengah kilometer persegi: Nauru, 41,6 km di selatan khatulistiwa, hampir tepat di pertengahan jalan antara Hawaii dan Australia, dengan pendapatan per kapita melampaui negara minyak Arab mana pun. "Negeri demokrasi independen yang terkecil dan terkaya di dunia," kata Robert Trumbull dalam tulisannya di The New York Times Magazine 7 Maret yang lalu. Trumbull bekas koresponden Times di Pasifik, dan terkenal dengan bukunya Tin Roofs and Palm Trees: A Report on the New South Seas.
Memang tidak banyak pulau di Pasifik Selatan yang menjanjikan harapan. Kecuali beberapa atol yang tampak hijau dan segar dari udara, hamparan pantai dan hutan palma, sebagian besar menyajikan tamasya mirip pemandangan di bulan. Dataran-dataran kelabu, di kelilingi hutan tipis sepanjang tepi pantai.
Di pedalaman, semak dan tumbuhan terpencar berserakan, menggerumbul di sana-sini -- tak bisa dibayangkan sebagai bagian surga tropis yang kerap dilegendakan.
Nauru justru merupakan kekecualian. Hanya saja, di balik cerita sukses yang unik, yang kini mulai menarik perhatian dunia, negeri ini memendam sejarah dan masa lampau yang sendu. Ia dimulai dengan rangkaian perang suku yang penuh darah, disusul penguasaan oleh penakluk asing yang bengis, dan berakhir dengan kemenangan sejumlah pribumi atas penjarah kolonial yang keji.
Lapangan terbangnya tak mengesankan. Hanya ada satu runway, terselit antara samudra dan tebing berhutan di bagian barat daya pulau. Tapi di landasan itu beristirahat pesawat-pesawat jet mutakhir dengan buntut raksasa berhiaskan 12 bintang, lambang Air Nauru.
Dengan latar belakang hutan perawan yang menggelap, kehadiran pesawat jet itu agak mengganggu keselarasan panorama. Dalam terminal bandar udara, pemandangan lain menyambut para pengunjung. "Lantai ruangan bertatahkan pualam pilihan yang tak kalah anggun ketimbang Taj Mahal," kata Trumbull.
Selesai menjalani pemeriksaan rutin, para pengunjung diantarkan minibis Air Nauru ke pusat "kota" melalui jalan lintas yang baru diaspal. Ada banyak cottage dengan harga ringan. Tapi ada juga Hotel Meneng yang mengesankan, 58 kamar, tepat di tepi pantai.
Merupakan hotel satu-satunya di republik ini, Meneng dibangun dengan biaya US$ 3,8 juta -- mulanya untuk menampung perutusan konperensi antarpemerintah Pasifik Selatan, 1975 Sampai sekarang kamar-kamarnya tak pernah terisi habis.
Nauru tak punya kota dalam arti sesungguhnya. Satu-satunya tempat yang berciri pusat kegiatan kehidupan adalah kompleks mirip susunan barak, yang disediakan untuk para pekerja perusahaan fosfat negeri pulau ini. Dalam dokumen resmi, sebagai "ibukota nasional" disebut Yaren, distrik tempat kantor-kantor penting pemerintah berlokasi.
Di kantor-kantor pemerintah dan ladang fosfat itulah para wanita muda Australia bekerja sebagai sekretaris. Mereka harus mengikhlaskan hari Sabtu-nya dengan hanya berjalan-jalan pada sore hari yang sepi di sepanjang tepi pantai, dan itulah jalan utama yang mengitari pulau.
Untuk melukiskan betapa sempitnya republik itu, Robert Trumbull menceritakan pengalamannya suatu hari. Ketika mencoba mengitari pulau berkendaraan mobil, di suatu tempat ia berpapasan dengan seorang gadis Nauru yang menarik, yang menunggang sepeda motor. "Kami saling melambaikan tangan," katanya. Sepuluh menit kemudian mereka bertemu lagi, dan masing-masing sudah mengelilingi pulau itu ....
Kewarganegaraan dibatasi pada pribumi Nauru. Mereka berkulit cokelat, mungkin berdarah campuran, dengan warna Polynesia yang lebih pekat tapi dengan asal usul "yang tampaknya misterius." Bahasa mereka berbeda dengan penduduk sekitar. Dan jumlah mereka hanya sekitar 4.300.
Negeri ini menjadi yang terkaya di dunia terutama dari hasil penjualan fosfat -- yang memasukkan pendapatan US$ 123 juta setahun. Bila dibagi rata, setiap penduduk Nauru, termasuk perempuan dan anak-anak, mendapat US$27.000 setahun. Begitulah perhitungannya.
Tapi dalam kenyataan, "hanya beberapa orang yang kaya," kata Robert Trumbull. Sebagian besar uang mengalir ke pelbagai dana cadangan dan penanaman modal yang dikuasai pemerintah "Menurut perhitungan kami, pendapatan rata-rata berkisar antara US$ 5.000 dan US$ 6.000 setahun," kata Hammer De Roburt Presiden Nauru. Ia berpendidikan Australia Memang, kenyataan ini tak menghalangi setiap penduduk Nauru ambil bagian dalam kesejahteraan bangsa. "Nauru tampaknya bercita-cita menjadi negara kesejahteraan," kata si wartawan.
Contohnya, hampir semua kebutuhan umum dilayani cuma-cuma. Sekolah, pengobatan, perawatan gigi, bis. Bahkan koran, diterbitkan pemerintah, diberikan gratis. Bila kedua rumahsakit republik ini tak mampu mengatasi penyakit seorang warganegara, penderita akan diterbangkan 4 000 km ke Australia, dengan biaya pemerintah. Tampaknya pemerataan sudah tak sekedar slogan. Maklum.
PELAJAR berotak cerdas tak perlu khawatir memikirkan pendidikan lanjutan. Nauru memang belum memiliki perguruan tinggi, tapi pemerintah akan membiayai warganegara mudanya meneruskan pendidikan ke pelbagai universitas, lagi-lagi di Australia.
Perumahan yang dibangun pemerintah disewakan kepada penduduk -- sekitar Rp. 3.000 sebulan. Rekening telepon kira-kira Rp 1.500 sebulan. Listrik Rp 35 setiap kilowat per jam. Kecuali ikan dan beberapa makanan lokal, sebagian besar kebutuhan pangan diimpor.
Tak ada pajak. "Itu tak cocok dengan temperamen bangsa kami," kata Presiden DeRoburt. Ia mungkin berhak menebah dada. Penduduk Nauru tak perlu pula bekerja keras dan kotor di tambang-tambang fosfat. Para pekerja diimpor dari pulau berdekatan, seperti Kiribati dan Tuvalu. Bahkan ada yang datang dari…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…