Vietnam: Mereka Yang Tercampakkan
Edisi: 26/12 / Tanggal : 1982-08-28 / Halaman : 35 / Rubrik : SEL / Penulis :
REVOLUSI selalu menelan anak-anaknya sendiri." Buat yang tak percaya pepatah klasik itu, bacalah kitab sejarah. Apa yang terjadi setelah Revolusi Prancis? Apa pula nasib kaum Bolshevik senior, termasuk dedengkotnya Bukharin, Kamenev, Zinoviev dan Trotsky yang dibabat Stalin? Mau contoh yang lebih mutakhir? Di Iran, Sakhpur Bahtiar jadi pelarian politik. Godzadeh sedang diadili, dituduh berkomplot untuk merontokkan revolusi.
Jangan jauh-jauh mencari contoh. Di tetangga kita sebelah utara, Vietnam, proses yang sama telah dan sedang berlangsung. Ribuan orang yang dulu berjuang melawan kaum kolonialis Prancis kini dijebloskan ke dalam penjara. Kamp-kamp konsentrasi dipenuhi mereka. Dan yang nasibnya malang (atau mujur) dibunuhi. Mendekati jumlah sejuta orang melarikan diri ke luar negeri.
Baru-baru ini majalah mingguan Parade memuat suatu tulisan tentang orang-orang tersingkirkan dari Vietnam. Tulisan yang dibuat oleh Al Santoli, seorang sejarawan dan bekas serdadu Amerika yang pernah bertugas dalam perang penuh konsentrasi itu bercerita tentang orang-orang yang kecewa di negeri komunis baru itu. Inilah ceritanya satu-satu:
Keluarga Nguyen Tuong Lai dan kawan-kawan mereka boleh dikatakan beruntung. Setelah terkatung-katung selama satu minggu, mereka terdampar di Pulau Bidong, Malaysia. Mereka langsung masuk ke kamp pengungsi. Lai diberi tugas membantu para pejabat Malaysia buat menanyai para pengungsi lain yang bekas serdadu dan kader-kader komunis. Mereka tak henti-hentinya datang ke P. Bidong. Keluarga Lai mesti menunggu dua tahun sebelum bisa jadi imigran. Sekarang, beserta istri dan anak-anaknya, ia tinggal di suatu desa kecil di Swiss. Selain belajar bahasa negeri yang mengadopsinya itu, ia pun belajar kepandaian baru: menyetir mobil.
Ceritanya pada Santoli, sejak umur 14 ia sudah jadi tentara. Ia bergabung dengan Vietminh, atau Front Persatuan Pembebasan Vietnam, yang dibentuk di sebuah desa kecil dekat perbatasan dengan Cina di awal tahun 40-an. Salah satu pendirinya tak lain dari Ho Chi Minh sendiri, itu bapak revolusi komunis Vietnam. Lai bertempur melawan kaum penjajah Prancis di rawa-rawa di kawasan delta Sungai Mekhong, daerah kelahirannya. Setelah kekalahan Prancis di Dienbienphu, ia mendapat tugas sebagai organisator unit perlawanan di sana.
Menjelang tahun 1959, karena kecakapannya, ia menjadi anggota elite Partai Komunis Vietnam. Ia memimpin sebuah satuan Vietcong dalam tahun-tahun pertama perlawanan terhadap pemerintah Saigon. Karena keberanian dan kecakapan dalam memimpin beberapa kali pertempuran, ia diberi tugas belajar pada suatu akademi militer di Hanoi. Setelah mendapat pendidikan militer lanjutn di Moskow, ia kembali ke Vietnam Selatan dan memimpin suatu resimen komando melawan pasukan-pasukan Amerika.
Perawakan Lai tinggi besar, hingga menonjol di antara bawahannya. Ia, harus menunjukkan kewibawaan tinggi terhadap anak buahnya yang selalu memperoleh tugas yang paling berat dan paling berbahaya. Di tahun 19, dalam serangan yang dinamakan Ofensif Tet, pasukan yang dipimpin Lai melakukan serangan "bunuh diri" terhadap lapangan udara Bien Hoa. Walaupun Ofensif Tet menimbulkan kerugian jiwa berat buat pihak komunis, serangan militer itu dianggap sebagai titik balik dalam Perang Vietnam. Sejak saat itu Amerika mulai ragu kalau ia…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…