Yang Melukis Bila Tamu Datang
Edisi: 29/12 / Tanggal : 1982-09-18 / Halaman : 75 / Rubrik : SD / Penulis :
PERDANA Menteri Lee Kuan Yew masih tampak samar-samar. Wajahr nya sudah menunjukkan siapa dia, sementara rambutnya masih belum rapi benar. Minggu sore pekan lalu itu pelukis L.B. Said (yang merahasiakan kepanjangan IB-nya) harus cepat menyelesaikan lukisan Perdana Menteri Singapura itu. Sebab, lukisan itu harus sudah terpasang di Wisma Negara Selasa siang, sebelum sang tamu negara mendarat di Halim Perdanakusuma.
Itulah kesibukan tersendiri di sebuah rumah di dekat Jembatan Jiung, kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, kesibukan yang selalu menyertai kunjungan tamu-tamu negara kita. Dan kegiatan ini sudah dilakukan pelukis Said, 48 tahun, sejak 1961. "Entahlah, muhgkin sudah sekitar 40 kepala negara atau perdana menteri yang saya lukis," tuturnya. Orang kelahiran Malang, Jawa Timur ini, memang baru merasa perlu mendokumentasikan lukisan potret tamu negara yang dibuatnya, sejak 1970.
Perjalanan Said sebagai pelukis dimulai agak dramatis. Di kelas 11 SMP ia memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya. Dengan demikian sepenuh waktunya bisa dimanfaatkan untuk menggauli cat dan kanvas. Dan untuk menunjang hidupnya, ia menerima pesnnan melukis potret. Said merasa malu untuk selalu minta uang kepada orang tuanya, sementara statusnya "menganggur". Dari melukis potret yang semula diniatkan hanya untuk "mencari modal" itulah kemudian hidupnya seperti memperoleh makna.
Di tahun 50-an pusat kegiatan senirupa selain di Jakarta adalah Yogyakarta. Di kota gudeg tersebut banyak tinggal pelukis dan pematung yang mempunyai nama nasional. Maka pemuda Said pun tergoda untuk pindah ke Yogya, dengan harapan bisa berguru kepada pelukis ternama. Sebelumnya, di Malang ia sempat belajar setahun kepada pelukis Widagdo--yang sketsa-sketsanya banyak menghiasai majalah seni, yang terbit di Jakarta, di tahun 50-an itu.
Sudah menjadi watak Said agaknya, ia lebih menyukai jalan yang praktis: di Yogya ia memilih belajar di Sanggar Pelukis Rakyat daripada masuk ASRI (Akademi Senirupa Indonesia). Meskipun sesungguhnya dengan tingkat kemampuannya waktu itu, tak sulit baginya…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
DIA DI BELAKANG PENONTON
1983-02-05Walaupun bisa nonton gratis, penghasilan rata-rata kecil, juga terancam bahaya radiasi.
DI TUBUHMU KULIHAT TATO
1983-02-12Dengan adanya isu bahwa orang bertato akan diculik jumlah permintaan untuk ditato menjadi turun, bahkan…
DI TUBUHMU KULIHAT TATO
1983-02-12Dengan adanya isu orang yang bertato akan dibunuh, jumlah permintaan untuk ditato menjadi turun bahkan…