Sketsa Sederhana Sebuah Kota
Edisi: 31/12 / Tanggal : 1982-10-02 / Halaman : 17 / Rubrik : NAS / Penulis :
JAKARTA punya gubernur baru. Rabu ini R. Suprapto dilantik menggantikan Tjokropranolo. Banyak yang, karena melihat "kelambanan" gubernur lama, yang gembira. Tapi tak sedikit yang lemas. Terutama tukang becak yang, di bawah Tjokropranolo, menikmati keleluasaan beroperasi "Pak Tjokro diganti? Waduh, gimana nasih kita nanti, kalau gubernur baru enggak memperhatiin tukang becak?" tanya seorang Sarwo.
Sarwo, bapak dari tiga orang anak ini mulai menarik becak sejak 1971. "Penghasilan saya lebih banyak waktu Pak Tjokro jadi gubernur. Satu hari bisa dapat Rp 3.000 atau Rp 3.500. Waktu zamannya Bang Ali, paling dapat cuma Rp 2.000," kata Sarwo (yang tak tahu arti inflasi) yang sehari-hari mendayung becak di kawasan Bungur, Kepu dan Kali Baru Timur, Jakarta Pusat.
Tapi pergantian gubernur bukan cuma masalah Sarwo. Terutama adalah masalah Suprapto. Gubernur haru akan berhadapan dengan ribuan masalah, kepusingan dan tantangan.
Sebagai pengelola sekitar 6,5 juta penduduk Jakarta, Suprapto diharapkan akan mampu memimpin mereka dan menangani serta memecahkan berbagai permasalahannya. Dan ia akan disorot. Masyarakat Indonesia akan mengikuti langkahnya -- karena Jakarta adalah sang ibukota.
Suprapto juga akan selalu dibandingkan dengan para gubernur terdahulu. Bayangan Ali Sadikin dan Tjokropranolo akan terus mengikutinya selama 5 tahun masa jabatannya.
Tampaknya Suprapto menyadari ini. Itu terlihat pada kehati-hatiannya tatkala diwawancarai TEMPO pekan lalu. (Lihat: Wawancara). Berkali-kali ia menekankan bahwa yang dikemukakannya adalah pokok-pokok pikiran yang mungkin akan dilakukannya dalam menjalankan tugas, yang masih harus diuji. "Dan belum semua hal dikaji dengan pihak ang akan saya masuki," katanya.
Ada satu keuntungan Suprapto. Sebagai Sekjen Depdagri selama 6 tahun terakhir, ia dapat memanfaatkan kekayaan pengalamannya mengikuti semua masalah yang ditangani departemen tersebut, termasuk bidang perkembangan perkotaan.
Suprapto dikenal sebagai seorang administrator. Dari dia mungkin sekali tidak akan muncul kejutan atau ledakan gaya Ali Sadikin. Ia menjanjikan tidak akan membongkar atau mengobrak-abrik aparat Pemda DKI, sekalipun 'yang bengkok akan diluruskan". Prinsip yang dipegangnya: siapa pun bisa dipakai. Meski alatnya tidak baik, tapi…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?