Putri Mahkota Kerajaan Playboy

Edisi: 34/12 / Tanggal : 1982-10-23 / Halaman : 35 / Rubrik : SEL / Penulis :


ALKISAH ada sebuah kerajaan. Sang raja benar-benar hidup menurut pola Kisah 1001 Malam: istana dengan puluhan kamar, anggur berguci-guci, dan para bidadari yang berenang-renang dalam kolam remang-remang. Hanya berenang-renang? O, tidak. Ada yang lain, tentunya.

Sang Raja bernama Hugh Hefner. Ia Ketua Dewan Direksi, Direktur, dan pemilik (66%) Playboy Enterprises Inc. yang berpangkalan di Chicaco, AS. Penerbit majalah ternama Playboy ini, dan pemilik sejumlah kasino dan hotel mewah, memang tokoh sukses, setidaknya menurut ukuran sana.

Tapi kini lampu merah, minimal lampu kuning, mulai menyala. Agustus lalu Playboy Enterprises Inc. dinyatakan rugi US$ 30 ribu untuk 9 bulan terakhir. Dalam rupiah hampir 19 juta. Dan ini baru permulaan.

Seorang gadis cantik berambut cokelat dan tinggi lenjang, tiba-tiba berdiri di hadapan Hefner. Piaraannya? Bukan. "Gadis itu langsung saja mengoreksi Hefner -- perbuatan yang tak pernah dilakukan seorang pun sebelumnya," tulis Shawn Tully dalam majalah Fortune. Marahkah sang bos? Hefner justru terkesan. Si brunette itu anaknya sendiri."

Dan seperti yang lumrah terjadi dalam regenerasi kerajaan, Christie Ann Hefner pun menjadi putri mahkota. Dan memang cewek cakep 29 tahun itu pantas sekali menduduki jabatan tersebut. Sebab, "ia tak mirip ayahnya dalam banyak hal," menurut Tully.

Mewarisi kecerdasan sang ayah, di Universitas Brandeis Christie tidak hanya terkenal karena cantik. Tapi juga cemerlang dalam hal otak. Ia lulus summa cum laude, 1974. Memang, untuk menjadi manajer tidak cukup hanya pintar, tapi juga bakat dagang. Dan itu pun diwarisinya dari Hefner --"yang jarang terjadi pada kalangan entrepreneur," tulis Tully. Tapi yang lebih penting adalah, sekali lagi, perbedaan-perbedaan antara mereka.

KONON Christie punya semangat menggali fakta dan mengolahnya, dalam rangka merombak struktur organisasi bagi kemajuan usaha Bertolak-belakang dengan 'Hef', sang putri menaruh minat pada neraca perusahaan, senang bekerja siang hari, sementara si ayah yang suka bergadang mungkin masih mendengkur. Ia juga suka berteman dengan semua kalangan dan jenis kelamin, sementara Hefner hanya senang bergaul dengan cewek.

Perusahaan Playboy, yang memiliki putaran US$ 389 juta pada 1981, menderita rugi besar setelah dua kali memperoleh keuntungan besar akhir tahun sebelumnya. Itulah yang membuat sejumlah kasino mereka di Inggris terpaksa dijual, kemudian juga yang di Atlantic City. Untung, Playboy masih memiliki usaha menguntungkan di dua bidang, menurut Tully.

Pertama di majalah Playboy. Dan yang lain di bidang pemasaran barang-barang berlabel 'Playboy', termasuk penyewaan merk yang sama untuk jenis produksi tertentu. Mengikuti penjualan kasino-kasino di Inggris dan pelbagai jenis usaha lain, mereka berhasil melunasi utang-utang, dan kini memiliki uang kontan US$ 32 juta.

Kini Christie, yang sebenarnya tak pernah punya pendidikan formal di bidang bisnis, mengontrol ketat perusahaan, ia berharap mampu mencetak pendapatan kotor US$ 10 juta tahun ini, setelah setahun sebelumnya merugi US$ 40 juta--dan percaya akan dapat menutup kerugian itu dengan strategi yang sederhana dan luwes. Yaitu dengan memberi lebih banyak kebebasan kepada para manajernya, memperkecil overhead perusahaan, dan menghimpun setiap sen pendapatan dalam bentuk kontan.

Sebagai Presdir, Tuan Hefner masih penentu final kebijaksanaan. Tapi hasratnya untuk memakai palu kekuasaan sering tertahan oleh kesalahan-kesalahannya sendiri di masa lalu. Dan kini, "tanpa kesulitan yang berarti, Hefner mewariskan pengelolaan perusahaan kepada Christie. Gadis ini mulai berfungsi sebagai pimpinan eksekutif yang de facto.

"Kesulitan-kesulitan yang diderita Playboy belakangan itu dibikin sendiri oleh pencipta majalah Playboy dan penelur sejumlah sukses cemerlang ini," tulis pengarang yang sama.

Hugh Hefner, dulu, konon menjual perabotan rumah tangganya guna membiayai pengeluaran awal Payboy, 1953. Ketika untung mulai masuk, ia menanamkannya di pelbagai pusat pelayanan dan hiburan bagi kaum berdarah muda (bandot-bandot), dalam bentuk penyewaan hotel-hotel, gedung-gedung bioskop, rekaman dan sedan-sedan limousine. Belakangan, setelah Inggris melegalisasikan judi, Hefner mempertaruhkan hidupnya dengan membuka sejumlah kasino di sana. "Masa depan tampaknya cemerlang," Tully menulis.

Tapi kemunduran dimulai ketika oplah majalah beringsut merosot. Pada pertengahan 1970-an, sirkulasi Playboy menderita dalam 'perang pinggul' lawan majalah Penthouse--pesaing tangguh yang didirikan oleh Bob Guccione.

Berbagai kegiatan Playboy lainnya ikut-ikutan memburuk. Usaha-usaha dibidang perhotelan, bioskop dan produksi TV secara keseluruhan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…