Lari Terus Sampai Anak Lahir

Edisi: 37/12 / Tanggal : 1982-11-13 / Halaman : 52 / Rubrik : SEL / Penulis :


INI kabar luar biasa buat kaum ibu. Di Amerika Serikat, yang berpenduduk 225 juta, dan seperempatnya berlatih lari, sedang tumbuh keyakinan baru: lari bagus untuk mereka yang sedang hamil. Jangankan pada bulan-bulan pertama kehamilan. Sampai pun pada beberapa hari menjelang melahirkan.

Sudah sejak lama para dokter ahli kandungan menganjurkan wanita hamil untuk tidak meninggalkan pekerjaan yang biasa mereka lakukan. Asal jangan terlalu berlebihan. Tetapi anjuran untuk tetap lari, baru muncul belakangan ini.

Dalam pertemuan tahunan American College of Sports Medicine, Mei yang lalu, para dokter mengetengahkan beberapa kasus wanita hamil yang tetap jogging sampai hari melahirkan. Seorang di antaranya adalah ibu yang sudah berusia 36 tahun. Saban hari dia lari 4 mil (sekitar 6 km). Para dokter berkesimpulan, lari telah memberi rahmat pada wanita itu berupa kemudahan ketika melahirkan.

Wanita-wanita fanatik tadi memang mengurangi jarak maupun kecepatan begitu usia kandungan sudah memasuki bulan kesembilan. Malahan ada yang menyelang-nyelinginya dengan jalan kaki saja. Tetapi Karen Cosgrove hebat luar biasa. Dia tetap berlari saban minggu 100 sampai 120 km. Pada minggu-minggu pertama dia mengandung dia malahan turut dan menjuarai lomba marathon (jarak 42.195 m) di Columbus, bulan November tahun lalu. Catatan waktunya 2 jam 45 menit 58 detik. Hanya sekitar 17 menit di belakang rekor terbaik pelari kita Ali Sofyan Siregar.

Karen yang berusia 25 tahun itu menjadi pelari sejati hanya karena kebetulan. Nasib mempertemukannya dengan Bill Cosgrove, laki-laki yang kemudian menjadi suaminya. Ajakan pertama sang pacar: "Ayo lari ikut aku." Tentu saja ajakan itu bersambut. Malahan Karen kemudian benar-benar jatuh cinta pada kebiasaan yang bermandi keringat itu. Hampir tiap hari dia lari mengelilingi daerah tempat tinggalnya di Cincinati.

Pada suatu hari ada perlombaan 10 mil "Kau boleh ikut tapi berlariah sekuatnya," ajak Bill. Ternyata dengan tenaga seadanya Karen muncul sebagai juara untuk kelompok putri. "Kemenangan itulah yang mendorong saya menjadi pelari dan pelomba," katanya kepada wartawan majalah khusus lari, The Runner.

MENJADI pelari yang serius ternyata juga mengubah gaya hidup. Dia berhenti -- sebagai pembantu teknis pada sebuah klinik gigi dan bekerja part-time pada sebuah toko alat-alat olahraga. Lingkungan masyarakatnya juga lain. Bukan lagi gadis-gadis yang duduk bermalas-malas dan berjan-jam duduk di depan kaca. Tiap hari dengan mudah Karen bisa dikenali di antara para pecandu lari yang berkumpul di bagian timur Walnut Hills, bagian dari Kota Cincinati, yang penuh taman dengan pohon-pohon rindang.

Datanglah malapetaka di toko tempat Karen bekerja. Athlete′s Foot, dcmikian nama toko alat-alat olahraga itu pada bulan November 1978 terbakar habis. Untung yang punya toko berbaik hati. Gaji Karen tetap dibayar sampai 8 bulan.

Menganggur tapi tetap berpenghasilan seperti itu bagi Karen merupakan peluang yang tak pernah diimpikan. Hari-hari menganggur dia pergunakan untuk latihan. Tiap minggu rata-rata jarak yang ditempuhnya mencapai 100 km. Dengan "menu" saban minggu eperti itu dia kemudian ambil bagian dalam lomba yang sangat didambakan semua pelari, turut dalam lomba marathon di Boston.

Beberapa bulan kemudian dia berdiri pula di garis start di Waldniel, Jerman Barat…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…