Kuda Beling, Jaran Air Aki

Edisi: 40/12 / Tanggal : 1982-12-04 / Halaman : 33 / Rubrik : SD / Penulis :


BAU kemenyan menyengat hidung. Suara gendang dan gong terdengar bertalu-talu, ditingkah tetabuhan lainnya--di sebuah arena yang dikelilingi puluhan orang. Di tengah-tengah arena itu seorang lelaki berdiri kaku dengan kedua kakinya mengangkang. Mengenakan pakaian warna-warni, dan berkacamata hitam, ia "mengendarai" kuda kepang --kuda-kudaan yang terbuat dari anyaman bambu. Napasnya mendengus-dengus.

Seorang lelaki lain berdiri garang dengan sebatang cambuk di ungan kanan. Matanya hujam, mulutnya berkomat-kamit. Berkali-kali dilecutnya kaki pemain kuda lumping itu. Dan tiba-tiba sang kuda melompat-lompat ganas, lalu berlarian mengelilingi arena, sementara pawangnya menglkuti dan sesekali mencambuk dengan keras. Dengan satu isyarat, kuda jalang itu pun : berhenti. Pada saat itulah pemainnya mengunyah padi, beling dan minum air comberan ....

Sejak muda Partosugino, 19 tahun, sudah suka bermain jaran kepang atau jaran dor alias kuda kepang atau kuda lumping. Ayahnya, Trimorejo, dikenal sebagai salah seorang tokoh reog di Ponorogo, Jawa Timur. "Saya memang senang melakukan hal-hal aneh dan berbahaya yang jarang dilakukan orang lain," kata Parto. Kini ia memimpin grup reog Sederbana di Sala, beranggotakan delapan orang --termasuk istrinya sendiri.dan Sumini, anak gadisnya.

Menurut Parto, adegan makan pecahan kaca itu bukan permainan sulap yang didukung gerak-gerik tipu. "Benar-benar dikunyah, ditelan, masuk perut. Yang dikunyah juga benar-benar beling,! katanya bersungguh-sungguh. Sejak muda, begitu ceritanya, ia sudah dilatih ayahnya bersemadi terutama pada malam Jumat Kliwon. Setelah mantap betul, lantas berpuasa Senin-Kamis, tidur di makam-makam atau di pembuangan sampah dan mempelajari-mantra-mantra.

Pada taraf inilah Parto berlatih makan beling. "Mula-mula dimakan dengan hati-hati, agar mulut, lidah dan gusi tidak tergores. Pada hari-hari pertama mulut berdarah, tapi selanjutnya jadi biasa," katanya. Parto mengaku tidak pernah sakit karena menelan beling. "Sebab saya mengunyahnya sampai lembut betul," sahutnya. Tapi teruuma berkat latihan yang ia lakukan sejak muda dan mantra-mantra.

Grup reog Sederhana sering berkeliling di beberapa kota di Jawa Tengah. Selama seminggu mereka menerima antara Rp 20.000 sampai Rp 40.000, yang dikumpulkan dari penonton-penonton yang…

Keywords: Kuda LumpingKesenian Kuda LumpingKehidupan Kuda LumpingWarokjaran kepangkuda kepang
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
DIA DI BELAKANG PENONTON
1983-02-05

Walaupun bisa nonton gratis, penghasilan rata-rata kecil, juga terancam bahaya radiasi.

D
DI TUBUHMU KULIHAT TATO
1983-02-12

Dengan adanya isu bahwa orang bertato akan diculik jumlah permintaan untuk ditato menjadi turun, bahkan…

D
DI TUBUHMU KULIHAT TATO
1983-02-12

Dengan adanya isu orang yang bertato akan dibunuh, jumlah permintaan untuk ditato menjadi turun bahkan…