Menyelamatkan Jiwa "rusia Suci" ; Menyelamatkan Jiwa ′rusia Suci′

Edisi: 43/12 / Tanggal : 1982-12-25 / Halaman : 39 / Rubrik : SEL / Penulis :


HAMPIR seribu tan.Jn telah lewat sejak Pangeran Vladimir dari Kiev memeluk agama tua dari Byzantium itu--dan dengan demikian menjadikan Kristen Ortodoks agama rakyat yang berbahasa Rusia. Tahun 1988 -- enam tahun lagi, Gereja Ortodoks Rusia--yang tetap merupakan salah satu aliran Kristen terbesar dan paling berpengaruh di dunia -- akan merayakan ulang tahunnya yang keseribu.

Michael Binyon, dalam Sunday Times Magzine, menulis bahwa gereja tersebut, lebih dari pranata sosial mana pun di Rusia, sebenarnya merupakan gudang penyimpanan nilai-nilai Rusia dan tempat bertumpunya hati nurani Rusia yang sejati. Lebih dari 60 tahun sejak Revolusi Bolsyewik mengesahkan masa berlakunya penganiayaan, yang tiada tara dan atheisme yang militan, gereja itu tetap tegak. Ia nampaknya berkembang dengan diam-diam .

Paling tidak, masa 10 tahun terakhir ini menyaksikan kebangkitan kembali, "secara luar biasa," martabat dan pengaruh gereja. Kaum muda dalam jumlah ribuan memalingkan mata kembali kepada agama nenek moyang: gereja, yang telah diporak-porandakan oleh tindakan keji Stalin dan Kruschev.

Memang, tak ada yang tahu berapa banyak pemeluk agama di Rusia kini. Gereja Ortodoks tidak mungkin anggotanya. Tidak pula menyimpan catatan tertulis mengenai anak-anak yang dibaptisnya. Mereka tak bersedia memberikan angka-angka. Mereka bilang, kepercayaan agama adalah urusan seseorang dengan Tuhan. Ini sikap hati-hati yang masuk akal, di negeri yang kurang-lebih 10 juta penduduknya terlibat dalan perjuangan yang didukung negara untuk menegakkan atheisme.

Tapi perkiraan resmi dan angka statistik dalam berbagai penerbitan kaum atheis menyebutkan sekitar 15 sampai 20 persen penduduk dewasa terdiri dari kaum beragama. Jadi kurang-lebih 32 juta.

Kecuali sejumlah kecil penganut Katolik Roma dan Protestan di Republik-republik Baltik, dan sejumlah 500.000 orang penganut Baptis, terutama di Ukraina, serta jumlah besar kaum muslimin di republik- republik Asia, sebagian besar kaum beragama memang pemeluk Ortodoks. Namun kini hanya jumlah pendeta dan gereja yang dapat diketahui dengan pasti--dan menunjukkan kemerosotan yang tajam sejak revolusi Bolsyewik. Di zaman Tsar terdapat 57.000 pendeta, dibantu 84.000 biarawan dan biarawati, di 54. 174 gereja dan 1.025 susteran dan bruderan. Sedang sekarang hanya ada kurang dari 10.000 pendeta, melayani sekitar 7.500 gereja. Seminari (sekolah pendeta) tinggal tiga buah, dengan 15 susteran dan hanya tiga bruderan.

Terutama selama masa 20 tahun pertama setelah Revolusi Bolsyewik, rezim baru terlihat berusaha menyingkirkan agama secara keseluruhan. Ironisnya, penindasan agama juga terjaai di bawah rezim Kruschev, orang yang dipuja karena liberalisasi yang dilakukannya di bidang-bidang lain. Agama dikaitkan erat dengan rezim Tsar. Diingatkan juga peranan penting yang dimainkan agama selama masa kekaisaran lama. Gereja, seperti dikatakan kaum Bolsyewik, berpihak kepada golongan penguasa, dan bukan rakyat.

Hitung-hitung, Gereja Ortodoks Rusia memang paling tunduk kepada selera penguasa dibanding dengan gereja-gereja ortodoks di negara lain di belahan timur Dunia Kristen. Selama beberapa abad setelah Pangeran Vladimir memeluk agama dari kaum misi Yunani itu, Gereja masih dikuasai Metropolitan (Uskup Agung) Konstantinopel. Namun, dalam kenyataan di daerah-daerah hutan sebelah utara Rusia yang jauh dari Bizantium, Gereja Ortodoks itu makin bersifat Rusia, terutama selama 200 tahun kekuasaan Tartar yang sanggup mempertahankan semangat asli negeri itu.

Dalam tahun 1448, Gereja diberi kekuasaan sendiri--autocephalous menurut istilah mereka. Tahun 1589 Metropolitan Moskow yang bernama Job dinaikkan posisinya sebagai patriarkh (yang tertinggi). Kedudukan ini adalah yang kelima dalam hirarki Gereja Ortodoks setelah Patriarkh Konstantinopel, Alexandria, Antioch dan Yerusalem. Dan orde ini masih tetap bertahan hingga kini, di saat jumlah Gereja Ortodoks yang independen meningkat sampai 14.

Dalam pertarungan mati-matian anlar-berbagai kelompok di masa awal berdirinya Rusia, dan dalam perang melawan Polandia yang Katolik Roma, Gereja Ortodoks cukup dalam keterlibatannya. Keguncangan paling besar terjadi pertengahan abad ke-17. Waktu itu Nikon, patriarkh yang berpengaruh, mencoba memulihkan martabat Gereja dengan memaklumkan jabatan patriarkh lebih tinggi dari tahta Tsar.

Ia juga mencoba menghapuskan "kesalahan-kesalahan" yang telah menyusupi kitab-kitab dan praktek Gerejani Rusia, dengan mengadakan perubahan untuk menyesuaikannya dengan praktek gereja Yunani. Masalah yang jadi pokok persoalan waktu itu:…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…