Baik Dan Buruk, Untung Ada Video
Edisi: 43/12 / Tanggal : 1982-12-25 / Halaman : 81 / Rubrik : MD / Penulis :
TANPA seri, seri pendek ataupun seri panjang, semua habis dilahap keluarga Sumbogo. Mereka itu terbilang ganas dalam hal yang satu ini: video. "Ini satu-satunya hiburan saya," ujar Sumbogo--bukan nama asli--pensiunan Departemen Tenaga Kerja yang tinggal di bilangan Tebet, Jakarta. Para cucu dan anaknya lelaki yang remaja ikut menikmnati video, bahkan dalam ke asyikan menggebu vang hampir tidak kenal waktu. Biar subuh, biar menjelang tengah malam, kalau demam video merasuk, maka tiga generasi dalam keluarga rukun bersatu. Intim!
Dalam saat-saat seperti itu perangkat video dengan VTR (Videotape Recorder) dan VCR (Videocassette Recorder) nampaknya berfungsi bagaikan pemersatu keluarga. Juga anak-anak jadi betah di rumah. Malah, ujar Ny. Neneng di Bandung, "Video dapat merangsang mereka belajar." Atau seperti kata Ny. Arwah Setiawan, "Anak-anak kami tidak ada yang anjlok nilai rapornya." Istri humoris yang terkenal itu, seperti juga Ny. Irin Pribadi--keduanya tinggal di Jakarta--mengatur ketat jadwal video untuk seluruh anggota keluarga. Di rumah Arwah waktu putar sesudah makan malam, sedangkan keluarga Irin memilih hari Sabtu dan Minggu saja.
Pada waktu yang menyenangkan itu, pada orangtua berada dekat dengan anak-anak. Sambil menonton mereka mendengarkan celetukan yang biasanya lucu-lucu dan spontan. Rasanya tidak berlebihan kalau video disebut juga sarana yang menciptakan kebersamaan-sesuatu yang semakin langka, bahkan hilang--dari tengah keluarga yang bermukim di kota-kota. Kini, lewat video, kebersamaan itu kembali. Apakah dengan demikian orang kemudian boleh meniru Gepeng dan berkata, "Untung ada video (?)"
Masalahnya tidak sesederhana itu, tentu saja. Produk elektronika mutakhir tersebut bisa menyebarkan pengaruh yang baik dan buruk. Sementara pengaruh baiknya masih diragukan, pengaruh buruknya konon sukar dibantah. Karena itu untuk "pengamanan", tidak sedikit instansi pemerintah disiagakan. Antara lain Kejaksaan Agung, Ditjen Bea Cukai, Badan Sensor Film dan Kantor Pos Besar kelas 1, di samping Departemen Perdagangan yang mengawasi segala bentuk perniagaan video dan Departemen perindustrian yang mengawasi segala jenis kegiatan produksi rekaman video. Agaknya dalam hal merepotkan pemerintah. video kalah cuma dari beras saja. Dan kalau ditilik lebih dalam, benda yang satu itu memang tidak mudah mengurusnya.
Meskipun pernah ramai plus sedikit ricuh, Kejaksaan Agung dan BSF nampak bersungguh-sungguh membatasi berbagai akibat negatif yang bisa ditimbulkan oleh video. Kejaksaan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Televisi dan Bahasa Isyarat
1994-05-14Dengan siaran berita dalam bahasa isyarat, dua stasiun televisi mengukir jasa untuk tunarungu. tapi yang…
"Diabetes" dan Pasien Diabetes
1994-05-14Tirasnya 5.000 eksemplar, pasarnya 3 juta orang, dan pengasuhnya para dokter spesialis kencing manis. isinya:…
Karena Foto atau 20% Saham?
1994-04-16Setelah ada teguran dan cekcok foto, pemimpin redaksi dan beberapa wartawan harian merdeka dikenai phk.…