Pekerjaan Rumah Buat Juru Da′wah
Edisi: 48/11 / Tanggal : 1982-01-30 / Halaman : 52 / Rubrik : AG / Penulis :
WAHIB bergabung dengan TEMPO pada 1972. Ia sebenarnya orang muda yang "sudah jadi" -- dibanding rekan-rekannya di majalah ini. Tayi tidak sebagai wartawan, tentu saja. Ia mendapat status calon reporter, dan dalam jangka enam bulan pernah mengalami kenaikan. Tapi -- barangkali kedengaran aneh--baru ketika ia meninggal (ditubruk sepeda motor waktu pulang habis maghrib dari kantor dengan jalan kaki, 31 Maret 1973) orang baru sadar bahwa ia ternyata belum mendapat surat pengangkatan karyawan.
Itu adalah masa ketika organisasi majalah ini masih dalam taraf "laskar rakyat", artinya belum rapi benar. Baru umur dua tahun, masih sangat miskin, dan mentah. Suasana itu pula yang menyebabkan akhirnya rencana TEMPO menerbitkan catatan harian Wahib (sebanyak 17 bendel, diketahui rekan-rekannya ketika kamar sewa Wahib didobrak --dan sudah ditumpuknya dengan rapi seakan siap untuk diambil), menjadi tercecer. Bahkan semasa hidupnya Wahib sendiri tercecer.
Tapi ia tidak mengeluh. Anak muda yang tampak pendiam dan sabar itu, dengan pakaian yang lebih lusuh dari pakaian kawan-kawannya yang sebagian besar juga miskin, dan dengan muka yang "tidak bisa diandalkan", bekerja hampir dengan sempurna. Namun waktu itu pula rupanya ia menulis, dunia wartawan tidak membuatnya bahagia. Bahkan ia agak mengejek…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…