Bila Kelenteng Jadi Wihara

Edisi: 51/11 / Tanggal : 1982-02-20 / Halaman : 23 / Rubrik : AG / Penulis :

DI bagian depan Wihara Sian Jin Ku Po di Desa Tanjungpura, Karawang, Ja-Bar, dipasang altar. Ada sebuah peti kayu kecil di situ. Di dalamnya, konon, tersimpan abu leluhur orang suci, entah siapa. Sebuah meja besar berisi hidangan buah apel, jeruk manis dan pisang, mendekam di muka altar itu. Sementara bau hio menyebar ke seluruh ruangan. Maka lengkaplah altar pemujaan Khonghucu tergelar.

Berikutnya ruang bagian dalam. Mendekati pintu, orang bisa melihat dua balok dengan tonjolan keluar terpasang di atas kusen. -Terukir di situ lambang Taoisme: lukis.an setengah bulan setengah matahari. Dan sebuah altar pun dipasang di ruangan ini, lebih kecil dari altar pertama. Itulah altar Sam Kwan Taitee, tempat pemujaan para pemeluk Tao.

Lantas, di sayap kanan bangunan wihara ada ruangan 4 « x 32 m. Di sini pun dipasang sebuah altar. Hany.l saja, di situ mendekam patung Buha. Dan berbeda dengan bagian lain yang didominasi warna merah Cina, di sini warna merah muda yang tampak--dengan sisi-sisi pintu dicat putih. Dan bila pintu-pintu bagian lain berciri khas Cina, pintu ruangan ini penuh ornamen Bali. Terpasang pula di altarnya dua stupa model Borobudur.

Terakhir: di bubungan wihara itu terlihat dua patung naga saling berhadapan. Sedang di tiang-tiang utama, melilit relief burung Hong. Semuanya binatang suci menurut kepercayaan Cina. Sementara di bagian lain atap bangunan ada pula relief cakra.

Itulah bangunan terbaru yang boleh merupakan salah satu cermin dari situasi terakhir agama "Budha dan lainlain" di…

Keywords: -

---

Foto Terkait