Si Musang, Mafioso Terakhir

Edisi: 05/12 / Tanggal : 1982-04-03 / Halaman : 35 / Rubrik : SEL / Penulis :


LOS Angeles, 1941. Di bawah cahaya temaram bola lampu yang telanjang di kamar pengap itu, 50 orang lelaki mengitari meja panjang dengan wajah kaku bagaikan tembok. Di atas meja tersilang sepucuk pistol dan sebilah pisau.

Johny Roselli memperkenalkan tokoh-tokoh dunia hitam itu kepada Jimmy Fratianno, sang "kandidat". Di ujung meja berdiri Jack Dragna, pendek kekar dengan kaca mata berbingkai tanduk, mengingatkan Jimmy akan tampang seorang bankir. Di sebelah kirinya berdiri Tom Dragna, dan di kanannya Momo Adamo.

"Jimmy, Jack Dragna adalah boss dalam 'keluarga' kita," kata Roselli memecah kesunyian. "Momo Adamo underboss, dan Tom Dragna consigliere. " Jimmy terpaku.

Tiba-tiba Jack Dragna mengacungkan tangan, dan memerintahkan semua hadirin berpegangan tangan. Ia kemudian berbicara dalam bahasa campuran Sisilia-Italia yang cepat, yang hanya bisa ditangkap Jimmy secara garis besar.

"Kita berkumpul petang ini untuk melantik lima anggota," kata Jack mengawali pidatonya. "Masing-masing Jimmy Fratianno, Jimmy Regace, Charley Di'ppolito, Louic Piscopo, dan Louie Dragna, anak kandung Tom." Lalu Jack mengarahkan pembicaraannya kepada Jimmy Fratianno.

"Jimmy, anda sejak saat ini menjadi anggota keluarga terhormat Cosa Nostra. Anda tentu tahu, kami hanya menerima para lelaki dengan keberanian dan ketaatan luar biasa.

"Anda datang dalam keadaan hidup. Anda hanya bisa keluar sebagai mayat. Sejak saat ini anda harus menempatkan Cosa Nostra di atas segala-galanya. Di atas keluarga, negara, bahkan di atas Tuhan! Jika kami memanggil anda, anda harus datang sekalipun ibu, istri, atau anak anda sedang berada di ranjang kematian!.

"Ada tiga pantangan yang harus anda taati tanpa bertanya. Jangan membocorkan rahasia serikat ini, jangan mengusik anak istri sesama kita, jangan melibatkan diri dengan narkotik. Melanggar salah satu pantangan ini berarti mengundang kematian tanpa pengadilan maupun peringatan."

Jimmy kemudian diminta mengacungkan jari tengah tangan kanannya ia tak sadar apa yang terjadi, sampai Jack Dragna menusuk jari tengah itu dengan sepotong kawat. Darah segar membersit keluar.

"Darah ini menjadi lambang kehadiranmu di tengah keluarga kita," seru Jack Dragna dengan wajah takzim. "Kita semuanya menjadi satu sampai mati!"

Ia berhenti sejeak, kemudian melangkah maju, merangkul dan mencium Jimmy pada kedua belah pipi. "Jimy," katanya bagai menahan haru. "Kau kini salah seorang di antara kita. Kau kini seorangamiconostr, seorang Soldato dalam fumigli kita.

JIKA kau ingin memperkenalkan seorang anggota kepada anggota lain yang belum saling mengenal, kau harus mengatakan 'Amico nostra: Artinya: sahabat kita. Tapi bila kau memperkenalkan seorang bukan anggota kepada anggota, kau harus mengatakan 'Sahabat saya'.

Tanpa terasa upacara khidmat itu usai. Suasana hening berganti suara percakapan dan bisik-bisik di sana-sini. Tapi Jimmy Fratianno masih tercenung. Ia belum berhasil menghapus kesan 'kudus' dari upacara 'pembaptisan' yang baru dijalaninya.

Ia kini menjadi anggota sebuah serikat purba dengan ketertutupan luar biasa. Menjadi pewaris dan pemilik kekuatan luar biasa yang sejak puluhan tahun mengguncangkan masyarakat Amerika. Menjadi seorang mafioso-cita-cita yang sudah dipendamnya sejak lama.

Adegan di atas tak akan ditemukan di dalam novel Mario Puzzo The Godfather, kendati karya itu begitu hidup melukiskan sisi dalam serikat mafia.

Adegan itu dipetik dari huku The Last Mafioso susunan Ovid Demaris, yang sebelumnya pernah menulis 6 buku, di antaranya The Green Felt Jungle dan Captive City yang bercerita tentang organisasi kriminal.

"Menulis buku ini merupakan petualangan tersendiri bagi saya," kata Ovid dalam pengantar bukunya yang terbit pertama kali Januari tahun lalu. Setelah tiga puluh tahun menjadi 'pengamat' dunia kriminal dan menulis berdasarkan sumber tangan kedua, "untuk pertama kalinya saya merasa berada di dalam dunia hitam itu, dan memandang keluar." Sampai saat ini, agaknya, Jimmy Fratianno--sumber Ovid Demaris - merupakan "satu-satunya tokoh cabang atas Cosa Nostra yang membelot."

Ini adalah sebuah kisah nyata dengan tokoh dan nama yang nyata. Hanya ada sebuah nama palsu, "Cindy" -- dengan identitas yang tetap jelas. Untuk menolong pembaca mengingat nama-nama itu, Ovid mencantumkan lampiran "Dramatis Personae" pada bagian akhir.

Siapakah Jimmy Fratianno? Newsweek menamakan tokoh ini "sumber keterangan yang paling penting selama dua dekade terakhir." Seorang kapten polisi Los Angeles 20 tahun yang lalu menyebutnya "pelaksana hukum mafia tertinggi di Pantai Barat." Pendeknya, "segala akal licik dan aksi berdarah mafia diketahui orang ini," kata The New York Times Book Review.

Paling tidak Jimmy (yang dijuluki "musang") Fratianno terlibat dalam sebelas pembunuhan. Prestasi itu mengangkat karirnya ke jenjang aporegime, semacam komandan pasukan dbaaajtm serikat mafia yang tak mengenal. Tapi tatkala seorang saingan berusaha menyingkirkan Jimmy dengan peluru, sang "musang" terkesima. Ia kemudian sampai pada pilihan luar biasa, menyerah kepada FBI dan mengungkapkan sisi dalam mafia yang selama ini hanya diketahui orang melalui tebak -tebakan.

HAMPIR dua juta kata mengisi pita rekaman Ovid Demaris dalam mempersiapkan buku ini. Ia tak hanya mewawancarai Jimmy, melainkan juga sahabat-sahabat dan sanak saudara tokoh tersebut. Banyak sumber tak sudi menyebutkan nama. Di antara 'referensi' Ovid terdapat agen FBI, jaksa,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…