Politik Luar Negeri Amerika Kemana?
Edisi: 18/12 / Tanggal : 1982-07-03 / Halaman : 12 / Rubrik : LN / Penulis :
PUKUL 3 siang Jumat pekan lalu itu Presiden Reagan tampil diruang pers Gedung Putih. Wajahnya serius. Ia berbicara ringkas.Ia mengumumkan, dalam tiga paragraf pendek, suatu informasi yangmengejutkan dunia: Menteri Luar Negeri Alexander Haigmengundurkan diri.
Praktis itu saja intinya. Setelah menyebut pula George Shultzsebagai pengganti Haig, presiden yang lazimnya ceria itu menutuppengumumannya dengan sebuah kunci buat wartawan: ia tak akanmelayani pertanyaan. "I said no questions, I said no questions."
Dan dunia pun belum sempat bertanya, sampai awal pekan ini. Takayal, teka-teki pengunduran diri Haig segera ditebak-tebak.Petunjuk pertamanya terdengar di kantor Haig sendiri.
Di depan para karyawan Deparlu AS beberapa saat setelahpengumuman Presiden, Haig membacakan suratnya kepada kepalanegaranya. Surat itu cuma terdiri sekitar 150 kata. Tak adaalasan jelas kenapa ia minta mundur, tapi surat itu menyebut,bahwa "dalam bulan-bulan terakhir ini, menjadi jelas kiranyabahwa politik luar negeri yang telah kita mulai bersama tengahbergeser dari jalan berhati-hati yang telah kita gariskan."
Bergeser ke mana? Di mana? Belum ada jawaban. Tapi bagi banyakpengamat, teka-teki itu timbul bukan karena tak kentaranyapergeseran itu, tapi karena tak kentaranya garis politik luarnegeri AS di bawah Ronald Reagan. Yang nampak cumakesimpang-siuran. "Seakan-akan pemerintahan Reagan menutup bukupolitik luar negerinya tiap kali hari berakhir, dan pada hariberikutnya ia membuat keputusan atas dasar keadaan pada waktuitu," tulis Joseph C. Harsch, seorang kolumnis harian ChristianScience Monitor pekan lalu.
Yang dilakukan oleh Reagan, demikian dituduhkan, bukanlahkebijaksanaan luar negeri -- melainkan reaksi terhadap tekananpolitik dalam negeri. Dengan kata lain, dalam pemerintahanReagan, praktis tak pernah dirumuskan konsepsi apa pun. Di hariini, misalnya, AS mengatakan bahwa Israel harus menarikpasukannya dari Libanon, tapi di hari berikutnya ia serta mertamemveto resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai penarikan pasukanIsrael itu -- suatu resolusi yang notabene diprakarsai olehsekutunya yang kuat di Eropa, Prancis.
Para pembela Reagan punya jawab untuk kritik itu: AS hanyameneruskan suatu tradisi sikap pragmatis -- dengan doktrin dilatar belakang. Dan bila ia terasa oportunis, toh harnpir…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…
Mandela dan Timnya
1994-05-14Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…