Teka-teki Susutnya Air Danau

Edisi: 48/10 / Tanggal : 1981-01-24 / Halaman : 45 / Rubrik : LIN / Penulis :

PENYAIR Sitor Situmorang mengenang masa kecilnya ketika ia bersekolah di Tarutung, Sumatera Utara. Kalau pulang ke rumah orang tuanya di Harianboho, sebuah desa di tepi pantai barat Danau Toba ia naik solu, perahu besar terbuat dari sebatang pohon raksasa. Tebing danau masih memancarkan ratusan air terjun kecil dan besar. "Sekarang air terjun itu sudah bermatian," ujarnya pada wartawan TEMPO Teuku Manyaka Thayeb. "Yang tinggal pun sudah kecil:"

Air danau dulu hanya berjarak 10 m dari belakang rumah orang tuanya, tapi kini sudah berjarak 50 sampai 75 m. "Masih tampak garis putih di batuan, tanda permukaan air dulu," cerita Sitor lagi. "Sekarang air tak pernah sampai garis itu."

Yang paling berkesan baginya ketika baru-baru ini mengunjungi kampung halaman ialah gundulnya bukit sekitar danau itu. "Padahal Hutan Lintong (Hutan Tele) merupakan 'sawah' nenek moyang saya," ujarnya. Pohon raksasa untuk pembuatan solu sepanjang 25 m datang dari sana.

Keadaan danau besar itu dipersoalkan pekan lalu dalam suatu seminar di Medan. Benarkah airnya susut karena proyek raksasa Asahan? Para ilmuwan dari UI, UGM, USU, ITB dan lainnya, bahkan juga para pejabat daerah serta tokoh adat mencoba menjawabnya.

Menteri Perindustrian A.R. Soehoed, Menteri Negara PPLH Emil Salim dan Menteri P&K Daoed Joesoef juga berbicara di situ.

Akhir tahun lalu, karena kenyataan turunnya permukaan air Danau Toba secara drastis (TEMPO 11…

Keywords: -

---

Foto Terkait