Salon Masuk Desa
Edisi: 50/10 / Tanggal : 1981-02-07 / Halaman : 24 / Rubrik : ILS / Penulis :
PAPAN nama bertulisan Salon Suka Indah kecil dan tidak menyolok. Di bawahnya, ada kaca etalase sepanjang 30 cm. Di balik kaca, terpampang beberapa botol obat keriting rambut, pencuci rambut, pembersih muka. Di atas kertas kartu putih, tertulis: "keriting rambut, sanggul, cuci rambut dan menghias pengantin."
Seorang wanita muda di salon itu tengah berusaha keras mengipasi rambut yang basah, pemilik rambut duduk dengan gelisah, agak kecewa karena hasilnya kurang bagus. "Besok saja datang lagi," kata Djubaedah, 20 tahun, pemilik Salon Suka Indah, "mudah-mudahan listrik nyala lagi."
Suka Indah, satu-satunya di Desa Cililin, 40 km dari Bandung, tidak jauh dari kehutanan Gunung Halu. Baru 8 bulan salon kecantikan itu dibuka. "Paling banyak orang minta dikeriting," ujar Djubaedah lagi. Terutama di hari-hari pasar, yaitu Kamis dan Minggu.
Rata-rata setiap minggu, sekitar 15 orang datang ke salonnya untuk dikeriting atau dipangkas. Ongkos keriting Rp 1.500, sedang untuk pangkas -- sambil dikeriting sedikit -- bisa berdamai.
Cililin juga terkenal karena ada pesantren Sumur Bandung. Murid-murid pesantren biasanya datang malam…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
NATAL DALAM GAMBAR
1991-12-28Berbagai gambar karikatur natal untuk peristiwa di eropa, myanmar, kremlin, palestina, dilli, yugoslavia, dan penyakit…
MENGAPA WANITA SIMPANAN
1990-04-21Emansipasi wanita mencatat banyak kemajuan ada sisi lain yang getir yaitu, kebebasan seks dan istri…
KETIKA TELEPON TIDAK BERDERING
1990-04-21Hubungan seks bebas para peragawati menurut okky asokawati berdasarkan cinta dan tanpa tuntutan. tempo mengadakan…