Islam Fundamentalis ? ; Di Rumah Kaum "fundamentalis"
Edisi: 06/11 / Tanggal : 1981-04-11 / Halaman : 69 / Rubrik : AG / Penulis :
BERKAT peristiwa pembajakan pesawat Garuda, akhir Maret lalu, Indonesia dapat nama. Bukan hanya dalam hal keberhasilan pasukan anti-teroris. Tapi juga karena Indonesia termasuk negara yang jadi ajang gerakan "Islam fundamentalis."
Tetapi bagaimana bisa? Menurut penelitian sementara, tak ada kekuatan besar yang jadi majikan mereka. Nampaknya mereka hanya segelintir belia (jumlahnya beberapa ratus) pengikut seorang imam muda berumur 31 tahun, Imran bin Zein.
Ceritanya bisa dimulai dari sebuah masjid di Bandung. Itulah Masjid Istiqamah -- terjemahannya: 'Masjid Sikap Lurus'. Belum lagi berusia dua dasawarsa, terletak di salah satu daerah elite, bangunan modern itu termasuk masjid yang khas masa mutakhir.
Di sini berkumpul ratusan anak muda. Sebagai tempat yang digemari, mesjid ini barangkali hanya bisa ditandingi oleh Masjid Salman di kompleks Institut Teknologi Bandung.
Ke situlah Imran yang asal Medan itu datang dari Jakarta pertama kalinya di tahun 1979. Ia diperkenalkan oleh Azhar, anak Kolonel Purnawirawan Cut Usman dari Cimahi. Imran memang hanya tiga kali berceramah di sini -- dan selalu sekitar tengah malam. Tapi nampaknya pengikutnya sebenarnya sudah lebih dulu ada di sekitar situ. Anggota baru di Istiqamah terhitung kecil: sekitar 30 orang dari 600 orang.
Tapi militansi mereka segera dikenal. Apalagi setelah Februari 1981 yang lalu terjadi peristiwa penyerangan markas polisi di Cicendo, yang disebut-sebut dipimpin oleh Azhar, si anak pensiunan polisi Cimahi. Menurut keterangan resmi serangan yang membunuh tiga orang polisi ini dimaksudkan untuk membebaskan kawan mereka yang ditahan dan juga untuk cari senjata.
Agak jauh sebelum itu pernah pecah perkelahian massal di sebuah pekuburan, juga di Cimahi -- akibat pertengkaran tentang bagaimana cara pemakaman yang "benar menurut Islam."
Kemudian terjadi pula penusukan kepada dr. Syamsuddin, anggota Yayasan Istiqamah dan ketua bidang pendidikan di situ. Tapi pasal pertama agaknya ialah penggerebekan alat negara ke masjid tersebut Agustus tahun lalu.
Dari situ, 44 anak muda yang sedang mengikuti ceramah yang berapi-api -- penuh kutukan kepada para ulama dan pemerintah -- diangkut. Meskipun pengurus masjid sebenarnya sudah dibubarkan oleh pihak Yayasan Istiqamah, ceramah itu diberikan dalam rangka kaderisasi pemuda masjid. Pembicara: Machrizal dari Jakarta -- yang kemudian dikenal sebagai pemimpin pembajakan pesawat.
Sudah jelas, baik Machrizal -- yang sudah mati itu -- maupun, Imran, bukan orang Istiqamah. Para jamaah masjid itu sendiri, yang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…