Didorong Kemiskinan, Ditarik Impian
Edisi: 17/23 / Tanggal : 1993-06-26 / Halaman : 51 / Rubrik : SEL / Penulis : LPS
Kisah imigran gelap Cina di kapal Golden Venture mengigatkan sejarah imigran etnis ini sejak abad ke-15. Bermula dari semacam budak belian, akhirnya imigran Cina membentuk jaringan bisnis yang luas. Tentang sejarah imigran Cina itu, dan keterlibatan serikat rahasia mafia Cina, serta masalah yang dihadapi pemerintah AS, diturunkan dari berbagai bahan, antara lain artikel Chinese Imigration to America: Political and Legal Aspects (Shih-Shan H. Tsai) dan The Economic Life of the Chinese in California (Sucheng Chan).
IMIGRAN gelap Cina bukan hanya cerita milik kapal Golden Venture. Kapal yang dinakhodai kapten Indonesia itu hanyalah serombongan yang bernasib malang dari sekian puluh ribu, mungkin ratus ribu, rombongan yang tak terpergoki (lihat TEMPO, Kriminalitas, 19 Juni).
Ketika orang-orang Cina itu digiring masuk karantina milik kantor imigrasi AS di New York, mereka sebenarnya berjalan di atas jejak nenek moyang yang sekian abad lalu berimigrasi ke AS, baik yang gelap maupun yang secara sah. Imigran orang Cina dan Amerika adalah sebuah sejarah lama yang panang, yang bisa dilacak balik ke abad ke-15.
Pada zaman Abad Pertengahan itu, kebanyakan imigran Cina memang bukan orang-orang yang mencoba mencari kehidupan yang lebih baik secara ekonomis, sebagaimana para penumpang Golden Venture itu. Pada masa Dinasti Qing (1644-1911), misalnya, para imigran Cina ke Amerika adalah orang-orang yang lari dari kekuasaan karena mereka dianggap pengkhianat atau pemberontak. Dan sebenarnya, pihak kerajaan sangat khawatir dengan arus imigrasi itu. Pihak kerajaan takut bila ada warga Cina meninggalkan daratan. Hengkang dari daratan, waktu itu, memang menjadi salah satu cara bagi yang menentang kerajaan untuk menggalang kekuatan melawan Dinasti Qing. Waktu itu Dinasti Qing sangat menaruh curiga terhadap kegiatan rahasia. Dikhawatirkan, orang-orang yang bergerak secara diam-diam itu adalah para pendukung Dinasti Ming (1368-1644) yang mereka jatuhkan, yang dicurigai berusaha menggalang kekuatan di luar Cina untuk merebut kembali kerajaan.
Kekhawatiran pihak Dinasti Qing demikian besarnya, sehingga bukan hanya warga Cina yang dilarang keluar dari daratan tanpa izin kerajaan, melainkan bahkan ternak, kuda, amunisi, maupun logam dilarang dibawa keluar dari Cina.
Di bawah Kaisar Kang-Hsi, larangan keluar daratan dipertegas lewat sebuah maklumat yang diumumkan pada tahun 1672. Maklumat itu dengan tegas menyebutkan, orang-orang yang tertangkap ketika berusaha meninggalkan Cina menuju negeri asing akan dihukum pancung. Itu karena Kang-Hsi melihat imigran sebagai orang yang mengabaikan tugas-tugas dalam negeri dan layak mendapat hukuman berat. Pada masa kejayaan Dinasti Qing, peraturan itu bisa ditegakkan dengan baik.
Namun, memasuki abad XIX, Dinasti Qing melemah dan korupsi merajalela. Yang sengsara adalah rakyat karena pajak begitu tinggi. Keadaan ini mendorong terjadinya beberapa pemberontakan. Dan zaman makin buruk karena kerajaan tak bisa menekan laju pertambahan penduduk. Dalam tempo satu abad, penduduk Cina bertambah menjadi tiga kali lipat, dari 143 juta pada tahun 1741 menjadi 430 juta pada tahun 1850. Cina di bawah Dinasti Qing menghadapi bencana kelaparan, khususnya di daerah-daerah pantai selatan, seperti di Provinsi Fujian.
Akibatnya, banyak warga Cina yang nekat mencoba keluar dari daratan, dengan risiko apa pun. Ada dua kelompok imigran waktu itu, yakni kelompok dengan tujuan Benua Amerika dan kelompok tujuan Asia Tenggara. Yang nekat ke Amerika umumnya mereka yang dicap sebagai pemberontak oleh kerajaan. Sebagian dari mereka memang dibuang oleh kerajaan. Mereka dilepas di laut bebas tanpa bekal apa pun. Jelas, yang diharapkan pihak kerajaan adalah mereka menemui ajalnya. Tapi, dalam laut dapat ditebak, nasib manusia siapa tahu. Di antara yang dibuang itu ada juga yang selamat sampai di Benua Amerika.
Kelompok kedua umumnya para imigran sukarelawan yang berani mengambil risiko. Ketika itu maklumat Kang-Hsi tinggal hanya kata-kata di selembar kertas karena pemerintah Qing tak punya gigi lagi. Mereka tak mampu mengatasi masalah kekurangan pangan dan sekaligus tak mampu juga mengawasi pintu-pintu keluar dari Cina. "Hukum yang lama belum dicabut," kata Hsueh Fu-cheng, menteri keempat Cina…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…