Etsais Dari Sungai Rijn

Edisi: 10/11 / Tanggal : 1981-05-09 / Halaman : 27 / Rubrik : SR / Penulis :


NAMA Rembrandt van Rijn mengingatkan pada gambaran seniman yang klasik -- yang menjelang akhir hidupnya bangkrut, banyak utang dan kesepian. Pelukis Belanda yang hidup di abad ke-17 itu tersohor sebagai seniman potret yang luar biasa. Ciri khasnya: hampir semua karyanya menggambarkan wajah orang dari samping, agak miring atau agak menunduk. Jarang dari depan.

Tapi sesungguhnya semasa hidupnya ia lebih populer sebagai grafikus etsa. Teknik grafis yang satu ini, yang cetakannya dibuat dari lempeng tembaga atau seng yang dilapis lilin atau sejenisnya dan baru digores jarum etsa untuk membentuk gambar --memang berkembang di abad ke-17 itu.

Kini ada kesempatan menyaksikan karya-karya asli tersebut -- bukan reproduksi -- 7-28 Mei ini di Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis. Beberapa karya etsa pelukis sezaman, J.B. Jongkind misalnya, juga menyertainya.

Teknik etsa dalam seni grafis pertama kali dibuat oleh seorang pelukis Swiss sekitar 1540. Perlahan-lahan jenis ini dikenal -- dan sebagaimana lazimnya barang baru, kemudian menjadi perhatiankhalayak. Toh baru sekian puluh tahun kemudian etsa berkembang dan digemari. Rembrandt, lahir 15 Juli 1606 di Leiden, dan mulai bereksperimen dengan etsa pada usia 20-an, wajar bila tertarik pada media baru ini dan agaknya pun cocok dengan tekniknya.

Seekor Anak Domba

Empat etsa potret dirinya, dibuat 1630, pada usianya yang ke-24, menunjukkan penguasaan dan ketelatenannya menggoreskan garis. Dan dalam perkembangan artistiknya seterusnya, ia memang tampak klop dengan media ini. Kegemarannya membuat kontras gelap terang (bagian yang terang seperti benar-benar menyala, dan ini membuat ia dijuluki 'pelukis cahaya'), menjadikan etsanya susah dilawan. Bayangkan, etsa yang dibentuk segores demi segores itu di tangan Rembrandt bisa memberi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dunia Kanak-Kanak dalam Dua dan Tiga Dimensi
1994-04-16

Pameran faizal merupakan salah satu gaya yang kini hidup di dunia seni rupa yogyakarta: dengan…

Y
Yang Melihat dengan Humor
1994-04-16

Sudjana kerton, pelukis kita yang merekam kehidupan rakyat kecil dengan gaya yang dekat dengan lukisan…

P
Perhiasan-Perhiasan Bukan Gengsi
1994-02-05

Pameran perhiasan inggris masa kini di galeri institut kesenian jakarta. perhiasan yang mencoba melepaskan diri…