Bukan Musiknya Yang Cacat
Edisi: 10/11 / Tanggal : 1981-05-09 / Halaman : 34 / Rubrik : MS / Penulis :
TATIK Tito, bekas penyiar televisi itu, sejak tahun lalu rajin mengumpulkan orang cacat -- khususnya yang bisa main musik. Untuk menghibur orang-orang yang makan siang di Presiden Hotel, Jakarta, tiap tengah bulan.
Tujuannya bagus juga cari dana bagi para cacat. Hasilnya setiap main bisa terkumpul Rp 350 - Rp 400 ribu - yang lantas disalurkan ke Badan Pembina Koordinasi Kegiatan Sosial (BPKKS) pimpinan Ny. A.EI. Nasution.
"Mula-mula," ujar Tatik, "acara itu sulit diterima. Tak mengenakkan makan mereka. Tapi akhirnya pengunjung yang teharu itu tergugah merogoh kocek. "Bahkan sering ada yang mengeluarkan cek khusus," lanjut Direktris PT Tatra Enterprise itu. Mungkin karena, betapa pun, bukan musiknya yang cacat.
Pemusik cacat -- apa lagi yang 'hanya' buta -- memang bukan hal baru. Tersohor di manca negara misalnya Stevie Wonder, Ray Charles, Jose Feliciano. Di Bandung juga ada:…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Skandal Bapindo dalam Irama Jazz
1994-05-14Harry roesli dan kelompoknya mengetengahkan empat komponis muda, dan kembali menggarap masalah sosial. dihadirkan juga…
Ngeng atau Sebuah Renungan Sosial
1994-05-21Djaduk ferianto, yang banyak membuat ilustrasi musik untuk film, mementaskan karya terbarunya. sebuah perpaduan musik…
Aida di Podium yang Sumpek
1994-05-21Inilah karya kolosal giuseppe verdi. tapi london opera concert company membawakannya hanya dengan enam penyanyi,…