"yahudi Hitam" Pulang Kampung

Edisi: 13/11 / Tanggal : 1981-05-30 / Halaman : 45 / Rubrik : SEL / Penulis :


DILIHAT masa lalunya, Ben Carter bukan orang istimewa. Kelahirannya biasa-biasa saja, tanpa "tanda-tanda". Juga, nampaknya, tidak terlalu pintar. Pemuda kulit hitam ini tak sampai menyelesaikan sekolah lanjutan atasnya di Chicago. Tapi kini ia bisa dipastikan bukan orang sembarangan. Konon dia punya kharisma yang besar.

Tahun 1960 cowok ini mengikuti satu pertemuan orang Yahudi. Ada yang berbekas cukup dalam rupanya -- entah apa. Yang jelas, ketika orang kulit hitam di Amerika Serikat ramai-ramai menyombongkan kehitaman, Ben malah menemukan "jalan": ia merasa dirinya orang Yahudi.

Entah siapa gurunya, Ben Carter sampai pada kesimpulan bahwa orang kulit hitam adalah keturunan langsung Ibrahim, Isak dan Yakub. Katanya termasuk dalam 10 kelompok yang "kelupaan dicatat". Menurut cerita yang dipercaya Ben, turunan Ibrahim yang hitam itu diusir dari Kanaan karena suatu dosa, lalu berkelana sampai ke Afrika.

Barangkali karena fanatiknya membela Yahudi, Ben diterima di sebuah kelompok mereka -- malah, entah bagaimana prosedurnya, di umur 22 tahun ia tiba-tiba jadi 'rabbi'. Maka ia pun sah jadi Yahudi. Namanya pun dilengkapi: Ben Ami Carter.

Rupanya rabbi yang satu ini jago bicara. Dalam waktu singkat ia bisa menggaet banyak pengikut. Tentunya kulit hitam semua -- yang tiba-tiba merasa punya identitas aneh. Lewat khotbahnya yang berapi-api, konsepnya pun makin lama makin kelihatan: Yahudi hitam adalah Yahudi yang asli. Yahudi putih cuma semacam "Pemegang komisi" yang dititipi "tanah yang dijanjikan".

Dimakan konsepnya sendiri, Ben bersumpah akan mengambil hak Yahudi hitam, dan berniat mengisi kembali tanah yang dijanjikan. Gagasan yang cukup ambisius.

Tapi ia tak main-main. Niatnya itu dijalankannya sungguh-sungguh. Belakangan, ia memindahkan pengikutnya ke Israel. Walaupun masih jauh dari berhasil, ia nampaknya sudah mulai menjalankan program perebutan kembali tanah hak milik.

IA tak mendapat kesulitan menggerakkan para umat. Bill Kurtis dari The New York Times Magazine, yang membuat laporan tentang orang-orang Yahudi hitam, menyebut pemimpin sekte itu orang yang sangat berpengaruh. Pengikutnya berbuat dan mengorbankan segalanya bagi Ben. Kepemimpinannya mengingatkan orang pada Jim Jones yang mengasuh sebuah sekte agama di Jonestown, Guyana, dan melakukan bunuh diri massal November 1978. "Tak syak," kata Bill Kurtis, "ada juga pengikut yang buntutnya dipaksa untuk menurut. Ben Ami Carter menjalankan disiplin yang keras. Tak jarang dia menghajar anak buah."

Tepatnya,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…