Dagelan Gaya Malacanang
Edisi: 18/11 / Tanggal : 1981-07-04 / Halaman : 33 / Rubrik : KL / Penulis : MAGENDA, BURHAN
DALAM suatu seminar tentang Asia Tenggara, ada seorang peserta dari Filipina. Dia seorang dosen Universitas Filipina di Manila. Pandangan-pandangannya cukup tajam dan analistis, dan dalam waktu singkat bisa diketahui bahwa dia seorang Marxis. Walaupun demikian, dia tetap mengajar dan belum sampai pada taraf yang sudah diambil oleh banyak temannya: bergabung dengan gerilya NPA (New People's Army -- Tentara Rakyat Baru) dalam usaha menumbangkan Marcos.
Dengan segera timbul pertanyaan: kok bisa sampai begitu? Kalau guru-guru yang dalam masyarakat tradisional Asia menjadi penutan masyarakat sudah rela masuk hutan, tentu ada masalah-masalah yang sangat fundamental yang dihadapi oleh masyarakat Filipina. Bagi dosen-dosen tersebut, Marxisme bukan lagi suatu ilmu yang fashionable seperti di negara-negara maju di Barat, tapi sudah menjadi kerangka operasional untuk berjuang.
Bahkan tidak hanya kaum Marxis yang bergabung dengan gerilya. Banyak pastor dari aliran Teologi Pembebasan merelakan diri untuk meninggalkan parokinya dan ikut bergerilya. Bahkan yang tidak bergerilya pun banyak yang secara legal membongkar penyalahgunaan kekuasaan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…