Iran Diamcam Perang Saudara

Edisi: 19/11 / Tanggal : 1981-07-11 / Halaman : 14 / Rubrik : LN / Penulis :


RATUSAN ribu orang berarak perlahan menuju Behesht-e Zara, Teheran, tempat para martir revolusi Iran dikuburkan. Hari itu dalam suasana suram, mereka dengan hati getir mengantarkan 74 jenasah pahlawan. Sambil memukuli dada dengan tinju kanan, mereka berseru terus menerus, menyebut nama Imam Syiah ke-3 yang hidup di abad ke-7: "Hussein . . . Hussein . . ."

Di ujung depan arakan, dalam sebuah ambulans terbaring tubuhAyatullah Sayid Mohammad Husein Behesti. Pemimpin Partai Republik Islam dan Ketua Mahkamah Agung Iran itu tewas dalam usia 52 tahun karena ledakan bom yang menghancurkan markas PRI di Teheran, 28 Juni. Malam itu, Behesti bersama sejumlah menteri dan anggota Majlis (Parlemen) sedang membahas masalah ekonomi Iran yang makin memburuk ketika mendadak terdengar ledakan keras. Bom yang ditaksir berbobot 30 kg tadi meledak dan memporak-porandakan sebagian besar struktur gedung itu.

Sedikitnya 69 orang tewas seketika termasuk Ayatullah Behesti. Sebagian besar menemui ajal karena dihantam reruntuhan gedung. Sehari kemudian empat orang yang terluka parah meninggal pula. Di antara yang tewas ada pula empat menteri berikut enam wakil menteri serta 27 anggota Majlis. Dan beberapa saat menjelang pemakaman, jenasah bertambah satu lagi. Mohammad Kachou'i, pemimpin penjara Evin, Teheran, tewas ditembak seorang tak dikenal. Sementara itu, PM Mohammad Ali Rajai dan Ketua Majlis Hojatuleslam Hashemi Rafsanjani selamat, tak cedera sedikit pun. Beberapa saat sebelum bom meledak, keduanya dengan alasan tak jelas meninggalkan pertemuan itu.

Peristiwa berdarah yang menewaskan banyak pimpinan teras PRI itu terjadi hanya berselang sehari setelah sebuah bom juga meledak di Masjid Abu Zar, Teheran Selatan. Yang jadi korban dan merupakan sasaran: Hojatuleslam Ali Khameini, 42 tahun pembantu utama Ayatullah Khomeini. Sebuah bom dalam tape recorder yang ditempatkan di depan mikrofon meledak ketika Khameini baru saja mengawali khotbah. Khameini, yang dikenal sebagai Imam Jumat, menurut seorang pekerja masjid itu, menderita luka-luka di pundak kiri.

Pada hari naas (27 Juni) itu, Khameini sedang mengadakan tanya jawab dengan sekitar 5.000 jamaah. Bom yang meledak tersebut juga menyebabkan sejumlah jamaah menderita luka-luka. Kantor Berita resmi Iran, Pars, dalam versi berbeda melaporkan bahwa Khameini terluka karena tembakan seorang penyerang gelap dua peluru bersarang di punggungnya. Khomeini, yang terakhir ini juga dikenal sebagai pengecam bekas Presiden Abolhassan Bani Sadr, segera dilarikan ke rumah sakit.

Pukulan berikutnya, yang menewaskan Ayatullah Behesti, cukup mengguncangkan sendi kekuasaan kaum mullah. Kematian Behesti itu tentu saja menggusarkan pendukungnya. Sekitar 10 ribu anggota Hizbullah (Pasukan Tuhan) berdemonstrasi dengan galak di jalan-jalan Teheran. Sebagian dari mereka mengendarai sepeda motor sambil mengibarkan gambar Behesti. Tak hentinya mereka berteriak: "Khomeini . . . Khomeini, kami menunggu perintahmu!"

Hizbullah, kelompok bersenjata yang dikenal radikal belakangan ini, seolah bagai rombongan anak ayam kehilangan induk. Beranggotakan mereka dari daerah miskin di Teheran Selatan (lihat Teberan dan Qom dalam Revolusi Iran). Hizbullah yang dibentuk Behesti merupakan sebagian alat kekuasaannya yang ampuh. Adalah kelompok ini pula, dengan komando Behesti tentu, yang memotori demonstrasi mengutuk…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14

Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…

C
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14

Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…

M
Mandela dan Timnya
1994-05-14

Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…