Menjual Polis Di Tengah Pasar?

Edisi: 19/11 / Tanggal : 1981-07-11 / Halaman : 30 / Rubrik : KT / Penulis :

BANJARMASIN. Payakumbuh. Jakarta. Bandung. Bukittinggi. Dalam waktu hampir berturut-turut akhir Juni lalu dilalap api. Semua menghanguskan pasar atau pusat pertokoan. Ribuan pedagang kecil langsung bangkrut -- karena mereka tak pernah mengasuransikan toko atau kios.

Dari 383 pemilik toko/kios yang terbakar di Payakumbuh, hanya 15 orang yang "selamat" karena bakal dapat klaim asuransi. Nasib malang seperti itu juga menimpa pedagang di Pasar Dewi Sartika, Bandung. Hanya 2 dari sekian banyak pedagang di Pasar Dewi Sartika yang mengasuransikan harta bendanya. Itu pun kebetulan, karena mereka mengambil kredit ke Bank Dagang Negara. "Asuransinya sudah ditanggung oleh bank," ujar Otah, pedagang beras yang punya 3 kios dan semuanya musnah. Sesudah dihitung-hitung, kerugian yang dideritanya Rp 13 juta. Sekarang ia tinggal menunggu klaim asuransi.

Tapi Jangkut, 40 tahun kini menyesal, campur panik. Seluruh dagangannya yang bernilai Rp 7 juta, habis tak berbekas. "Saya tidak punya apa-apa lagi. Menyesal tidak ikut asuransi," kata pedagang di Pasar Payakumbuh itu kepada TEMPO.

Seperti Jangkut, sebagian besar di Payakumbuh dan di Dewi Sartika Bandung, belum mengenal dunia asuransi. Padahal bukan tak ada petugas asuransi yang datang menghubungi. "Itu kebodohan kami sendiri," kata Aizur, Ketua Ikatan Pedagang Payakumbuh. "Ketika asuransi ditawarkan selalu saja kami melihatnya sebagai beban," lanjutnya.

Mengapa? Pertama-tama karena pedagang di…

Keywords: -

---

Foto Terkait