Muslimin Afrika Selatan Dan ...

Edisi: 21/11 / Tanggal : 1981-07-25 / Halaman : 37 / Rubrik : SEL / Penulis :


INILAH agaknya etalase paling buruk bagi budaya kulit putih masa mutakhir: Afrika Selatan. Mudah-mudahan, memang, kawasan ini akan menjadi "negeri putih terakhir" yang tanpa malu-malu mempertontonkan watak rasialis.

Kita sendiri belum begitu lama mentas dari pengalaman itu -- baru kemarin, dari masa penjajahan Belanda yang berakhir belum setengah abad . "Ilmu asing" kita lihat dipraktekkan di masa itu: bagaimana sebuah bangsa yang maju, dalam prakte membagi-bagi manusia ke dalam kasta-kasta berdasar darah alias kulit: kulit putih, "timur asing", dan inlander alias pribumi sebagai yang terbawah.

Seorang pengarang sebelum perang, Abdoel Moeis, misalnya, yang juga tokoh pergerakan, bisa menuturkan umpamanya pengalamannya diStovia, sekolah kedokteran zaman Belanda: bagaimana para studen pribumi bahkan tidak cukup layak untuk hanya diizinkan mengenakan pantalon atau pakaian Eropa, kecuali bila ia kebetulan Kristen. Dan yang terjadi di Afrika Selatan, dengarl penjajah yang sama, kedengarannya lebih dalam dari itu.

Dilihat lebih dekat, panggung di ujung selatan benua itu memang tidak hanya diisi oleh permusuhan kaum minoritas putih penguasa dengan mayoritas penduduk yang legam. Di negeri ini terdapat sekelomok minoritas lain -- yang tidak banyak diketahui, dan menjadi penting setidak-tidaknya karena dekat hubungannya dengan kita di sini. Mereka adalah sekelompok kecil muslimin.

Orang-orang ini bukan pribumi. Disebut Cape Muslims, menurut lafal sana. Atau secara resmi Cape Malays (Melayu Tanjung) -- diambil dari nama Kota Cape Town, tempat awal perkembangbiakan mereka.

Terjepit di antara permusuhan historis golongan kulit putih dan hitam, kaum muslimin itu "kini dihadapkan pada pilihan yang sungguh pelik," tulis wartawan A.K. Majiet dalam Arabia: The Islamic World Review.

Jumlah mereka sedikit -- sekitar 166 ribu jiwa. Dan seperti juga kelompok hitam lainnya, mereka juga mengalami pembuangan politik, perhambaan, pengucilan kebudayaan, pemerasan ekonomi, dan diskriminasi rasial -- ditambah penindasan agama.

Sampai sekarang, mereka juga belum boleh ikut memilih. Atau bekerja, belajar dan bermukim disembarang tempat.

Padahal sudah 10 generasi mereka…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…